JawaPos.com – Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan untuk mencegah terjadinya muncul Covid-19 di sekolah, diantaranya dengan menegakkan protokol kesehatan (prokes). Selama pemberlakuan PTM terbatas, Retno turut memantau pelaksanannya di sejumlah daerah.
’’Dari pementauan langsung yang saya lakukan di sejumlah sekolah di berbagai daerah, pelanggaran PTM terbanyakan adalah pada penggunaan masker,’’ katanya Rabu (22/09/2021). Mulai dari ada yang menggunakan masker di dagu. Kemudian ada yang menggantungkan masker di dada. Bahkan ada juga yang tidak menggunakan masker sama sekali di dalam kelas. Ketidakdisiplinan penggunaan masker ini dia temukan di kalangan siswa maupun guru.
Retno mengatakan pendidik dan orang tua harus kompak mengedukasi peserta didik untuk mematuhi prokes. Dia menegaskan sekolah di masa pandemi berbeda dengan sebelum pandemi. Dia berharap pendidik dan orang tua menjadi role model untuk anak-anak atau siswa.
Sementara itu politisi partai Golkar Henry Indraguna ikut menyoroti munculnya klaster Covid-19 di tengah pemberlakuan PTM terbatas. Dia mengatakan di satu sisi PTM terbatas penting untuk dijalankan sebagai upaya pencegah terjadinya learning loss. ’’Tetapi keselamatan siswa, guru, dan tenaga kependidikan tetap nomor satu,’’ katanya.
Henry mengatakan PTM terbatas harus dilaksanakan dengan mengedepankan keselamatan peserta didik. Seluruh warga sekolah harsuk kompak menegakkan kedisiplinan menjalankan prokes. ’’PTM jangan sampai membahayakan peserta didik atau malah menimbulkan klaster baru,’’ jelasnya.
Dia mengatakan pemerintah sudah memberikan persyaratan ketat bagi sekolah yang ingin kembali membuka kelas tatap muka. Syarat tersebut untuk harus dipenuhi dan diawasi di lapangan. Persyaratan itu tidak hanya soal prokes saja. Tetapi juga kesiapan infrastruktur pendukung aktivitas belajar tetap aman di tengah pandemi.