JawaPos.com – Buyung 4 tahun berkemeja biru itu tidak mengalami luka. Tapi, kecelakaan hebat yang menyisakan trauma baru saja dia alami bersama kedua orang tuanya.
“Kejadiannya masih terngiang-ngiang. Awal bertemu tadi pupil matanya masih kosong,” kata Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Balikpapan Esti Santi Pratiwi kepada Kaltim Post kemarin (21/1).
A, bocah tersebut, dievakuasi warga sekitar dari lokasi tabrakan beruntun di Muara Rapak, Balikpapan, kemarin pagi ke Klinik Ibnu Sina.
Ayahnya, MY, mendapat perawatan intensif di RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo. Sedangkan sang ibu, WS, dilarikan ke RSUD Beriman.
Di klinik, psikolog UPTD PPA Nurul Mahmudah Umar bersama staf lain mencoba untuk mengalihkan perhatian A. Mereka menghibur balita tersebut dengan menyuguhkan tontonan Avatar dan Upin & Ipin, serial hiburan favorit anak seusianya. Sekotak susu cokelat, wafer, dan roti sudah habis menemani A yang bermain ponsel. Melihat sang bocah mulai bosan menonton, game daring menjadi hiburan selanjutnya.
Setelah itu, A diajak untuk menggambar. Opsi hiburan di dalam ruangan tersebut memang terbatas. Karena itu, psikolog berusaha mencari cara untuk menghiburnya. Ketika diminta menggambar, A memilih menulis huruf hijaiyah atau alfabet Arab.
Psikolog tetap mendampingi sembari mengajak A berbincang agar dia terus teralihkan. Tujuannya, tidak mengingat kejadian yang baru menimpanya. A pun pandai bercerita.
Dia selalu menjawab berbagai pertanyaan yang disampaikan psikolog. Sekali lagi, cara itu dilakukan untuk mengalihkan perhatiannya. ’’Aku besok mau pergi ngaji,” tuturnya.
Dalam sela-sela obrolan, dia bercerita bagaimana kondisinya di dalam mobil nahas tersebut. Kejadian itu disampaikan berulang-ulang. Saat asyik bermain dan bercerita, tiba-tiba dia kembali menuturkan kondisi kecelakaan.
’’Ban sudah kempes, mobilnya rusak. Aku mau keluar, tapi tidak bisa. Kacanya tidak bisa terbuka, pintunya. Untungnya, ada Pak Ustad yang gendong,” ujarnya.