JawaPos.com – Sepekan menjelang Idul Adha, pemerintah terus mengampanyekan agar umat Islam tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) pun mencanangkan pelaksanaan kurban online, khususnya di daerah PPKM darurat.
Ketua Baznas Noor Achmad menuturkan, pemanfaatan teknologi digital saat ini semakin masif. Kurban online juga dinilai lebih mudah dan praktis. ”Di Idul Kurban ini kami terus canangkan kurban online,” katanya dalam seminar manajemen dan strategi prokes di Hari Raya Idul Kurban di Jakarta kemarin (13/7).
Dia mengingatkan, pemerintah sudah mengeluarkan panduan ibadah Idul Adha. Termasuk pemotongan hewan kurban. Di antaranya, pemotongan di rumah potong hewan (RPH) serta hanya dihadiri panitia penyembelihan dan pekurban. Begitu pun pendistribusiannya. Daging kurban harus diantar panitia ke rumah-rumah penerima.
Dengan kurban digital, kata dia, semangat pemberdayaan masyarakatnya lebih luas. Khusus untuk kurban online Baznas, hewan kurban diambil dari 16 titik balai ternak binaan Baznas yang tersebar di seluruh Indonesia. Misalnya, Balai Ternak Baznas di Lombok Barat memiliki anggota 25 orang dengan populasi ternak 91 ekor sapi. Di Balai Ternak Baznas di Bogor, ada 47 peternak. ”Daging langsung dibagikan ke rumah mustahik,” jelasnya.
Merujuk website kurban online Baznas, hewan kurban jenis domba dan kambing dipatok mulai Rp 2,2 juta per ekor dan sapi Rp 17,5 juta per ekor.
Anggota Baznas Saidah Sakwan mengatakan, daging dari kurban online dibagikan merata ke 34 provinsi. Ada juga pengolahan daging kurban kemasan.