JawaPos.com – Jelang penyelenggaraan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) pada 23-25 Desember 2021 di Lampung, muncul beragam isu menarik. Diantaranya adanya kabar oknum Kementerian Agama (Kemenag) mem-booking hotel di Lampung.
Isu adanya aksi booking hotel secara besar-besaran itu disampaikan Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Lampung Muhammad Irfandi. Kabar ini juga menjadi sorotan tokoh muda NU Indonesia Timur, Abdul Hamid Rahayaan. Menurut Hamid, adanya kabar aksi booking hotel tersebut mengganggu persiapan penyelenggaraan Muktamar ke-34 NU.
Menurut informasi yang dia terima, Hamid mengatakan persiapan penyelenggaraan Muktamar ke-34 NU baru mencapai 75 persen. Sementara penyelenggaraannya tinggal sekitar satu bulan setengah lagi. ’’Waktu pelaksanaan semakin dekat. Sementara itu hotel-hotel di sekitar arena Muktamar pun masih dikuasai oknum Kemenag,’’ kata Hamid di Jakarta (11/11). Menurut dia isu adanya aksi booking hotel oleh oknum Kemenag tersebut mempersulit panitia sekaligus muktamirin yang akan hadir.
Selain itu Hamid juga menyoroti pelaksanaan muktamar di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Dia mengusulkan supaya pelaksanaan muktamar ditunda setidaknya tiga bulan mendatang. Sehingga pandemi Covid-19 benar-benar selesai. Menurutnya melaksanakan muktamar di tengah pandemi bisa berpotensi menjadi klaster penularan Covid-19. Selain itu juga mengancam keselamatan dan jiwa warga NU dan masyarakat pada umumnya.
Sementara itu Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menanggapi adanya tudingan penguasaan atau aksi booking hotel di sekitar area Muktamar ke-34 NU oleh lembaga yang dia pimpin. Bahkan disebutkan aksi booking hotel tersebut sebagai upaya sabotase.
Menanggapi kabar tersebut, dengan tegas Yaqut mengatakan tidak benar. ’’Mana mungkin (melakukan sabotase, red)? Saya ini kader NU tulen, Ketum GP Ansor, menyabotase Muktamar. Anda percaya?’’ katanya saat dikonfirmasi.