JawaPos.com - Bencana alam kembali terjadi di Jawa Timur (Jatim). Kemarin (16/12) sekitar pukul 06.00 gempa bumi mengguncang kawasan Jember. Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,1 itu memorak-porandakan beberapa rumah milik warga.
Berdasar hasil pendataan BPBD Jember, kerusakan terparah terjadi di Kecamatan Ambulu. Beberapa warga yang dihubungi Jawa Pos Radar Jember menceritakan detik-detik terjadinya gempa.
Umumnya, mereka tidak menyangka gempa bisa terjadi pada pagi itu.
”Seketika kaget. Saya tarik dan menggendong anak saya, langsung lari ke luar rumah untuk menyelamatkan diri,” ucap Erfan Aminullah, warga Ambulu, yang sebelum kejadian tengah bersama keluarga.
Di wilayah Ambulu bagian selatan, tepatnya di Desa Sumberejo, terpantau cukup banyak kerusakan akibat gempa. ”Ada enam warga yang mengalami luka-luka akibat gempa. Semuanya warga Desa Sumberejo,” jelas dr Sonia, dokter di Puskesmas Sabrang, Ambulu.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, berdasar informasi sementara, kerusakan akibat gempa meliputi 1 rumah rusak berat, 4 rumah rusak sedang, 6 rumah rusak ringan, serta 1 pondok pesantren rusak ringan. ”Selain itu, terdapat 11 kepala keluarga yang terdampak dan masih didata tim kaji cepat,” katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa berada di laut, tepatnya 42 kilometer barat daya Jember, dengan kedalaman 10 kilometer. Gempa itu tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, kepanikan juga terjadi di kawasan sekitar Gunung Semeru. Sebab, gunung tersebut mendadak kembali memuntahkan lahar dingin kemarin pukul 12.30. Lahar dingin itu menerjang rumah warga di Dusun Bondeli Utara, Desa Sumberwuluh, Lumajang. Lahar itu juga membawa potongan kayu dan bambu kering. Material kayu tersebut ditengarai merupakan sisa-sisa yang belum terbawa banjir saat Semeru erupsi pada Sabtu (4/12).
Ketua RT 005 Dusun Bondeli Utara Sugianto mengungkapkan, kayu yang terbawa lahar itu berserakan di jalan desa. Bahkan, ada yang masuk ke rumah warga. Sebanyak 47 kepala keluarga (KK) terdampak lahar dingin susulan tersebut. Lahar dingin yang juga membawa material pasir itu sampai menutupi jalan aspal yang tebalnya sekitar 30 sentimeter. Sejak lahar dingin datang, kata Sugianto, warga mulai meninggalkan rumah.
Lahar dingin yang membawa sampah kayu dan potongan bambu itu berasal dari luapan sungai Kampung Renteng dan Kamar Kajang. Air meluap hingga ke jalan aspal di Desa Sumberwuluh. Tebalnya material pasir yang memenuhi jalan sangat kentara. Bahkan, ada seorang pengendara motor yang terjebak dalam endapan pasir tersebut.
Aktivitas Semeru membuat Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin batal berkunjung ke Lumajang. Rencana semula, dia menyapa langsung korban luncuran awan panas guguran (APG) Gunung Semeru. Namun, karena terjadi APG susulan, Ma’ruf menyapa para korban secara virtual dari Surabaya.
Dalam kesempatan itu, Ma’ruf meminta hunian untuk pengungsi nanti mengusung konsep smart village atau desa cerdas. Rapat tersebut juga diikuti Bupati Lumajang Thoriqul Haq. Dia menyebut lokasi yang dipilih untuk relokasi pengungsi Semeru berada di dua desa. Yaitu, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, seluas 80 hektare dan Desa Oro Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, seluas 9 hektare. ”Lokasi di Sumbermujur adalah lokasi yang paling aman. Tersedia dengan luasan lahan yang cukup,’’ katanya.
Berikutnya, lahan di Desa Oro Oro Ombo dipilih karena berada di pinggir jalan nasional dan di perbukitan yang aman. Pemda setempat tinggal melakukan pemerataan di beberapa titik dengan pembangunan menggunakan model terasering. Lokasi itu memiliki sumber mata air yang cukup.

-