Rabu, 7 Juni 2023

Jalankan Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat

- Selasa, 7 Desember 2021 | 13:51 WIB
AKSES PUTUS: Kondisi Jembatan Gladak Perak Piket Nol yang hancur akibat letusan Gunung Semeru kemarin. (DIPTA WAHYU/JAWA POS)
AKSES PUTUS: Kondisi Jembatan Gladak Perak Piket Nol yang hancur akibat letusan Gunung Semeru kemarin. (DIPTA WAHYU/JAWA POS)

JawaPos.com - Partisipasi warga dibutuhkan untuk memantau aktivitas Gunung Semeru. Sistem peringatan dini berbasis masyarakat perlu ditegakkan kembali. Hal itu disampaikan Sukaryo, ketua Kobar Bromo-Tengger-Semeru.

Apakah sudah terbentuk sistem peringatan dini berbasis masyarakat di desa-desa dekat aliran lahar Semeru?

Sebenarnya kami sudah melatih beberapa pemuda di desa-desa yang terdekat dengan aliran lahar. Kami beri mereka bantuan berupa binokular dan alat komunikasi radio (HT). Kami ajari mereka bagaimana melakukan pengamatan visual gunung api.

Apakah efektif? Bagaimana dengan kejadian sebelum APG (awan panas guguran) kemarin?

Hari Jumat sebelum kejadian, anak-anak di desa itu mengirim pesan di WhatsApp Group (WAG) kami. Mereka waktu itu mengamati puncak Gunung Semeru. Mereka bilang, ”Cak, terima kasih atas bantuan alatnya. Kami bisa benar-benar mengamati puncak.” Waktu itu mereka bilang melihat gumpalan awan putih.

Apa tidak disampaikan ke warga?

Sudah. Tapi, ya kejadian APG itu memang sudah menjadi keseharian bagi penduduk sekitar. Jadi, bagi kami waktu itu ya biasa saja. Tapi ya itu. Tidak ada yang mengira bahwa luncuran APG-nya bisa sejauh kemarin (11 kilometer, Red).

Sejauh ini, apakah pernah tim siaga di desa menyampaikan atau mengedukasi masyarakat soal bahaya luncuran APG?

Kami sudah melakukan lokalatih sejak 2012. Kami berikan pelatihan kepada penduduk desa tentang risiko bencana. Namun, ya kembali lagi pada mindset penduduk desa. Beberapa dari kita masih menganggap bahwa penanggulangan bencana adalah tugas pemerintah. Jadi, mereka pasif saja menunggu. Para perangkat desa dan tokoh masyarakat sudah masuk di dalam grup komunikasi. Dan, ada informasi disampaikan rutin dari PPGA tentang aktivitas Semeru.

Jadi sudah tahu kalau terjadi APG mengungsi ke mana, lewat mana, naik apa?

Belum. Belum terbentuk rencana kontingensi yang matang. Itu tantangannya.

Apa sekarang yang dibutuhkan untuk membangun sistem peringatan dini yang efektif?

Kita manfaatkan kesadaran anak-anak muda di desa agar mereka mau bergerak. Tapi yang perlu diperhatikan, partisipasi generasi tua agar jangan mematahkan semangat anak-anak muda tersebut. Pemerintah juga harus mendukung. Tidak lagi ber-mindset proyek.

Editor: Ilham Safutra

Tags

Terkini

Dosen UI: Jangan Ubah Sistem di Tengah Jalan

Rabu, 7 Juni 2023 | 15:38 WIB
X