JawaPos.com – Satu per satu korban erupsi Gunung Semeru ditemukan. Hingga tadi malam, 14 orang diketahui meninggal. Selain itu, 35 korban mengalami luka berat dan 21 orang lainnya luka ringan.
”Masih ada sembilan jiwa yang statusnya dalam proses verifikasi,” jelas Kepala Pusat Data dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
Selain korban meninggal dan luka-luka, terdapat 5.205 warga yang rumahnya terdampak. Sebanyak 1.300 orang di antaranya masih berada di tempat pengungsian.
Evakuasi diwarnai kisah-kisah menyedihkan. Misalnya, saat penemuan ibu dan anak yang meninggal tertimpa reruntuhan dapur rumah. Dua korban tersebut bernama Salamah, 70, dan Rumini, 28, warga Dusun Curah Kobokan. Mereka ditemukan dalam kondisi berpelukan. Dua korban itu berhasil ditemukan keluarga besarnya.
Legiman, adik ipar Salamah, menceritakan bahwa dirinya mengajak seluruh kerabat untuk mencari Salamah dan Rumini. Lokasi pertama yang dituju adalah rumah korban. Saat itu sebagian besar rumah terlihat ambruk. ”Digali pakai cangkul sama adik, kakak, keponakan, semuanya lah. Terus, tangannya kelihatan dan langsung kami bersihkan dan dibawa ke rumah untuk dimakamkan,” katanya kepada Jawa Pos Radar Semeru.
Dia mengakui, Salamah memang tidak sanggup berjalan karena faktor usia. Rumini dikenal sangat menyayangi ibunya. Dia diperkirakan tidak tega meninggalkan ibunya sendirian. Karena itu, saat ditemukan, posisi Rumini sedang memeluk Salamah. ”Suami Rumini dan anaknya selamat. Mereka sekarang dirawat di puskesmas,” ujarnya.
Di Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, tim SAR bersama TNI dan Polri mengevakuasi jenazah Pak Yoni, 50, warga setempat. Saat ditemukan, jasad korban sudah kaku. Kulitnya mengelupas. Korban masih menggunakan sepatu karet yang biasa dipakai ke ladang. Saat terjadi erupsi, korban mencari rumput untuk pakan ternaknya.

-
Evakuasi memakan waktu lantaran jasad korban tertimbun pasir lahar dingin. Tim SAR memakai tandu yang terbuat dari bambu dan sarung untuk mengangkat jenazah tersebut. ”Tangan dan kaki korban sudah kaku,” ungkap Abdurahman, warga Kebondeli Utara, Desa Sumberwuluh.
Menurut dia, setiap sore korban memang terbiasa mencari rumput. Ketika itu korban terjebak ketika erupsi terjadi.
Muhari mengatakan, hingga Minggu malam, memang belum terbentuk posko terpadu yang mengoordinasi penanganan tanggap bencana. ”Kepala BNPB sudah memerintahkan agar malam ini juga terbentuk posko terpadu. Sehingga data penduduk terdampak dari sisi barat (Kabupaten Malang, Red) dan timur (Lumajang, Red) bisa lebih akurat,” jelas Muhari.
BNPB telah menyediakan dana tunggu bagi penduduk yang rumahnya rusak. Nilainya sebesar Rp 500 ribu per bulan. Uang itu untuk menyewa tempat tinggal sementara sambil menunggu perbaikan hunian dengan dukungan pemerintah.
Hingga kemarin sore, proses pencarian dan evakuasi terkendala masih dinamisnya aktivitas Gunung Semeru. Pencarian sempat dihentikan pada Minggu pagi karena adanya peringatan luncuran awan panas guguran (APG) dari kawah Jonggring Seloko.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengatakan, pihaknya mencatat setidaknya dua kali luncuran APG pada Minggu (5/12). Yang pertama terjadi pukul 05.13 WIB, kemudian disusul sekitar pukul 05.00 WIB. Berdasar pengamatan di lapangan, luncuran APG yang terjadi pada Sabtu sore mencapai jarak terjauh 11 kilometer. Sedangkan yang terjadi pada Minggu pagi sejauh 2 kilometer. ”Memang jarak luncurnya sudah berkurang,” jelasnya.
Andiani mengungkapkan, Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru sudah mengeluarkan peringatan munculnya APG pada 1 Desember 2021. Kemudian dilanjutkan pada 2 Desember melalui surat maupun informasi WhatsApp Group (WAG) kepada stakeholder terkait.
Status Gunung Semeru saat luncuran APG hingga saat ini masih level 2 (waspada). Sebab, PPGA tidak menemukan aktivitas signifikan dari dapur magma Semeru. Status ini berlangsung sejak Mei 2012.
”Tidak teramati gempa tektonik dalam. Kegempaan masih merupakan gempa-gempa yang sifatnya dangkal. Baik itu embusan maupun guguran. Jadi, sampai saat ini statusnya masih level 2. Tapi, ini terus kami evaluasi. Bisa saja berubah,” jelasnya.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara. ”Serta mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat,” jelas Eko kemarin.
Pasokan Listrik dan BBM
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi memastikan pasokan listrik untuk daerah terdampak erupsi Semeru berangsur pulih. Hingga Minggu (5/12) pagi, 33 gardu sudah menyala kembali. Sebanyak 7.697 pelanggan telah mendapatkan suplai listrik. Selain listrik, pasokan BBM dan LPG tetap dijaga.
”Untuk menambah pasokan listrik, PLN telah mengumpulkan genset portabel berkapasitas 2,2 sampai 4 kilowatt (kw) sebanyak 8 unit, kapasitas 23 kw sebanyak 1 unit dari ULP dan UP3 terdekat, serta menyiapkan personel bantuan dari ULP/UP3 terdekat,” katanya.

-
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur Adi Priyanto menambahkan, PLN masih terus berupaya memulihkan seluruh pasokan listrik ke pelanggan. ”Hingga kini, masih ada 79 gardu distribusi dan 22.826 pelanggan yang terdampak padam,” tambahnya.
Stok dan distribusi BBM serta liquefied petroleum gas (LPG) di Lumajang juga terpantau aman. Agung menjelaskan, sebanyak 17 SPBU dan 12 agen LPG PSO (subsidi) masih beroperasi. SPBU di Kecamatan Pronojiwo dan Pertashop di desa terdekat wilayah terdampak, yakni Desa Sumberurip, Sumberwuluh, Penanggal, dan Kloposawit, juga masih beroperasi.
Mensos Pantau Bantuan
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini berada di lokasi bencana, tepatnya Kecamatan Pronojiwo, sejak pukul 04.00 kemarin (5/12). Dia mengecek persediaan makanan bagi korban bencana. Risma menuju dapur umum yang didirikan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di kantor Desa Sumber Urip, Kecamatan Pronojiwo. Dia ingin memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi.
Dari sana, Risma kemudian bergerak ke lokasi terdampak lainnya, yakni Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Candipuro. Di perjalanan, dia juga menyempatkan membagikan bantuan makanan.
”Untuk dapur umum yang masuk area rawan, saya minta dipindahkan ke lokasi yang lebih aman,” katanya. Dia pun mengecek daftar pengungsi untuk memastikan kemampuan dapur umum memenuhi kebutuhan mereka.
Risma mengungkapkan, sejak Sabtu (4/12) sore tim tanggap darurat Kemensos turun ke lokasi kejadian bencana.
Bersama unsur-unsur penanganan bencana, baik di pusat, provinsi, maupun kabupaten, tim melakukan aksi tanggap bencana. Mulai mendata korban; merelokasi kelompok masyarakat rentan seperti lanjut usia, penyandang disabilitas, dan anak-anak ke lokasi yang lebih aman; mendistribusikan bantuan logistik, dan mendirikan dapur umum.
Sementara itu, bantuan logistik yang dikirimkan telah tiba Minggu (5/12) siang. Dari gudang Bekasi, bantuan yang dikirim terdiri atas foodware sebanyak 300 paket, pakaian anak 400 paket, peralatan dapur keluarga 200 paket, tenda gulung 200 lembar, tenda serbaguna merah putih 20 unit, kasur 400 lembar, velbed 20 unit, dan makanan anak 240 paket.
Mabes TNI-AU menyiagakan sejumlah pesawat untuk membantu penanggulangan bencana. Kepala Dinas Penerangan TNI Marsekal Pertama TNI Indan Gilang Buldansyah mengatakan bahwa satu helikopter sudah siap di Pangkalan Udara (Lanud) TNI-AU Atang Sendjaja, Bogor. ”Satu pesawat C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma,” terang dia kepada awak media kemarin.
Tidak hanya itu, Indan menyebutkan, satu unit helikopter EC-120 Colibri sudah bergerak dari Lanud TNI-AU Abdulrachman Saleh ke lokasi kejadian. Dalam misi itu, turun langsung Komandan Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Marsekal Pertama TNI Zulfahmi. ”Melaksanakan asesmen pemantauan lokasi terdampak erupsi dari udara,” bebernya. Untuk menambah kekuatan di Malang, TNI-AU juga mengirim satu unit helikopter AS-332 Super Puma dari Lanud TNI-AU Iswahjudi. (jum/rus/son/fid/tau/dee/lyn/wan/mia/syn/riq/c14 c17/c7/oni)