JawaPos.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyoroti masalah bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia. Salah satu provinsi yang menyumbang angka tertinggi terkait masalah tersebut adalah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi NTB, bayi berat lahir rendah sepanjang tahun 2021 sebanyak 2.361 bayi. Dari jumlah tersebut, angka kematian itu cukup tinggi yang mana sampai September 2021 mencapai 210 bayi.
Kata dia, salah satu faktor penyebab banyaknya BBLR di Provinsi NTB adalah pernikahan di bawah umur yang masih marak dilakukan. "Karena rahimnya belum siap mengandung, dan kemudian banyak melahirkan bayi dengan berat badan rendah," ungkap dia dikutip, Minggu (5/12).
Menurut dia, untuk menangani BBLR dan menyelamatkan nyawa bayi baru lahir perlu dilakukan sosialisasi sejak sebelum pernikahan. Dia meminta pemerintah daerah untuk menaruh perhatian khusus untuk mensosialisasikan usia pernikahan matang, edukasi tentang asupan gizi sehat kepada calon pengantin dan mengampanyekan bayi lahir sehat.
"Saya mohon perhatian betul. Penanganan kelahiran bayi ini perlu dilakukan sosialisasi intensif," tutur dia.
Hal yang diperhatikan adalah mulai dari promosi kampanye tentang bayi lahir sehat, kemudian mencegah kemungkinan terjadinya bayi lahir tidak sehat, sampai penanganan di Rumah Sakit agar bayi bisa selamat.
"Bagaimanapun, menyelamatkan nyawa dari jabang bayi itu mutlak untuk dilakukan. Karena itu anugerah dari Tuhan," pungkas Muhadjir