JawaPos.com - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad meyakini, tidak ada isu radikalisme di tubuh lembaga antirasuah. Hal itu dia katakan saat menanggapi pertanyaan awak media terkait dengan isu radikalisme dalam seleksi Capim KPK.
"Saya ingin membantah secara keras bahwa isu yg dikembangkan soal radikalisme itu di KPK. Saya yakin 100 persen di KPK tidak ada radikalisme. Tidak ada sektarian. Saya pernah memimpin di sana, tidak ada semua itu," kata Abraham Samad dalam diskus tajuk 'Menakar Agenda Capim KPK' di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/8).
Dia menduga isu radikalisme masuk ke KPK sengaja diembuskan pihak-pihak yang terancam kepentingannya oleh kegiatan pemberantas korupsi KPK. Dampaknya, kata Samad, masyarakat dapat menjauh dari KPK jika termakan isu radikalisme.
"Itu isu yang sengaja dikembangkan oleh orang-orang yang sebenarnya takut oleh agenda pemberantasan korupsi. Agara apa (isu itu) dihembuskan, agar masyarakat bisa menjauh dari KPK," ucap Samad.
Samad menilai selama dia menjabat di KPK dia mayakini lembaga antirasuah itu merupakan salah satu lembaga yang sangat memiliki nilai pluralisme.
Untuk diketahui, sebelumnya ramai di media sosial mengenai isu adanya faksi 'Polisi Taliban' dan 'Polisi India' di KPK. Dalam isu itu disebut kelompok Taliban merupakan kelompok agamis dan ideologis konservatif.
Bahkan, Penyidik senior KPK Novel Baswedan juga sempat diisukan terlihat dalam kelompok itu. Namun, hal tersebut dibantah oleh Novel.
Untuk diketahui, panitia seleksi (pansel) calon pimpinan (capim) KPK juga berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk melacak rekam jejak dari para calon pimpinan KPK jilid V.