Imlek (bahasa Hokkien) atau Yinli (bahasa Mandarin) adalah kalender lunar bangsa China dengan sejarah panjang yang sudah dikenal selama ribuan tahun dan terus mengalami pembaruan (penyempurnaan) dari masa ke masa. Awalnya sistem penanggalan ini dibuat dalam pemerintahan Huandi/Kaisar Kuning (2698 SM–2598 SM) pada era Dinasti Xia (±2070 SM–±1600 SM). Karena itu, ia dikenal juga sebagai Huangli (Kalender Kuning) atau Xiali (Kalender Xia).
—
SEBUTAN Yinli atau Imlek ini sebetulnya boleh dibilang masih baru. Yakni selepas berdirinya Republik China (Zhonghua Minguo) pada 1911, tepatnya setelah Bapak Bangsa China dokter Sun Yat-sen mengumumkan penggunaan Kalender Masehi dari Barat atau Kalender Gregorian sebagai Kalender Nasional (Guoli).
Kalender Masehi itu kemudian disebut Yangli (Hokkien: Ionglak) atau Kalender Yang karena metode perhitungannya yang berdasar pada peredaran bumi mengelilingi matahari. Dalam konsep Yin-Yang (Hokkien: Im-Iong) pada kosmologi Taoisme, Yang merupakan unsur siang, terang, panas, dan seterusnya. Sedangkan elemen Yin berada pada posisi berkebalikan.
Meski begitu, masyarakat China (di China Daratan, Taiwan, Hongkong, Makao) maupun komunitas China Perantauan dan China Peranakan di berbagai belahan dunia tidaklah serta-merta meninggalkan Imlek. Kalender berdasar peredaran bulan ini tetaplah dipergunakan untuk mengatur hari-hari libur nasional yang berangkat dari tradisi-budaya China seperti Tahun Baru China, Festival Perahu Naga, Perayaan Sembahyang Kubur, dan lain-lain. Di samping itu, ia tetaplah dijadikan sebagai pedoman untuk hal-hal penting yang bersifat personal dan kekeluargaan, misalnya tanggal ulang tahun, memilih hari baik untuk pernikahan dan pemakaman, membangun rumah dan pindahan, atau memulai bisnis.
Dengan kata lain, kendati pada masyarakat China modern saat ini, kalender yang dipergunakan dalam keseharian atau untuk urusan resmi adalah Kalender Masehi, Imlek masih menjadi rujukan utama dalam berbagai aspek kehidupan.