Apakah Hari Ini Kamu Sudah Berlibur?

Oleh EKA KURNIAWAN
26 Desember 2021, 09:54:05 WIB

Hobi-hobi bermunculan. Berkebun hidroponik, memelihara lele di ember, hingga membeli sepeda dan rajin gowes. Kita merasa memiliki waktu yang melimpah, serasa tujuh hari dan dua puluh empat jam liburan.

Benarkah begitu? Ternyata tidak juga. Sudah sering terdengar keluhan-keluhan bahwa jam kerja menjadi abu-abu. Karena di siang hari berleha-leha, pekerjaan diselesaikan di malam hari. Rekan kerja bisa kirim pesan atau surel di akhir pekan, dan mau tak mau, jadi pikiran juga.

Apakah pandemi memaksa cara hidup kita berubah? Pola-pola industrial di mana mesin digeber untuk berproduksi tanpa henti secara terjadwal, kemudian rehat, yang diterapkan juga kepada manusia, akan berakhir?

Apakah suatu hari nanti, konsep angka berwarna hitam dan merah di kalender menjadi tidak relevan? Sebab, kita bisa libur dan bekerja kapan pun kita mau?

Saya jadi teringat kakek dan nenek saya. Mereka keluarga petani, dengan sawah dan ladang, serta kambing, ayam, dan ikan di kolam yang dipelihara. Mereka tak pernah benar-benar mengenal ”liburan”, sebab sawah dan ladang, dan terutama ternak, tak bisa sembarangan ditinggalkan.

Bagi mereka, hidup adalah bekerja. Mereka mengatur gerak hidup mereka menyesuaikan dengan degup alam. Kambing lapar, ya berarti cari rumput dan kasih makan. Padi menguning, saatnya panen. Selesai panen, harus rajin menjemur gabah. Saya tak ingat persis mereka bicara tentang ”liburan”.

Editor : Ilham Safutra

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads