Yang Penting Ada Yang Bisa Dijual dan Ada Yang Mau Membeli

Oleh EKA KURNIAWAN
22 Januari 2022, 15:09:51 WIB

Satu lukisan digital berbentuk self-portrait Ridwan Kamil terjual sebagai NFT (non-fungible token) seharga 1 ETH (setara 45,9 juta rupiah). Pertanyaan awam tentu saja, buat apa membeli lukisan digital semahal itu, di-copy saja gampang?

PADA saat yang sama, rangkaian swafoto seorang pemuda bernama Ghozali tiap hari selama lima tahun terjual hingga satu miliar rupiah lebih, juga dalam bentuk NFT, semakin bikin bingung masyarakat kebanyakan.

Orang mungkin tidak kaget kalau mendengar satu lukisan, dalam arti lukisan ”betulan” di atas kanvas dengan cat minyak, terjual sampai dua belas lebih angka nolnya. Mereka merasa, lukisan semacam itu, selain aspek estetiknya (bagus, indah, penuh makna, dan sebagainya), juga karena otentik. Barangnya cuma satu.

Benarkah?

”Secara prinsip, karya seni selalu bisa direproduksi.” Tiba-tiba saya teringat satu baris kutipan dari Walter Benjamin di esainya yang sangat terkenal berjudul ”The Work of Art in the Age of Mechanical Reproduction”.

Editor : Ilham Safutra

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads