Jika kita membayangkan umat manusia di masa depan dalam bentuk saiborg, perpaduan tubuh biologis dan benda-benda (serta teknologi) yang memperkuat dan memperluas fungsi-fungsinya, pada dasarnya kita sudah memulainya jauh hari.
Sudah lama manusia menciptakan beragam perkakas untuk membantu dirinya. Saya mempergunakan kacamata untuk melihat lebih baik sebab kemampuan mata saya telah berkurang. Orang-orang mempergunakan kendaraan untuk bergerak lebih cepat, dari sepeda kayuh hingga pesawat terbang.
Jangan lupakan mesin pemompa darah yang bisa membantu fungsi jantung manusia, atau mesin pencuci darah untuk membantu fungsi ginjal. Kaki dan tangan palsu bahkan sudah lama dipergunakan untuk mereka yang tak memiliki bagian tubuh tersebut.
Untuk membantu ingatan kita yang terbatas, sejak zaman dahulu nenek moyang kita sudah rajin mencatat. Dari kebiasaan kuno semacam prasasti di batu, naskah di tablet tanah liat, cerita di daun lontar, hingga sekadar melaporkan hari ini menonton film apa di media sosial, kita terus mencatat.
Dalam skala yang lebih luas, peradaban manusia terus menciptakan proyek-proyek besar mengabadikan kenangan. Perpustakaan dan arsip dibangun. Juga museum-museum. Semuanya berisi ”rekaman-rekaman” berbagai hal.
Kita juga melahirkan jurnalisme, dari masa koran dilemparkan ke halaman rumah setiap pagi hingga membukanya di gawai. Mereka tak hanya membekukan peristiwa untuk dikirim ke genggaman kita, tapi juga mengirimkannya ke masa depan yang entah.