JawaPos.com - Hamisah hanya bisa terbaring lemas. Lirih tangisnya masih terdengar meski air matanya seperti sudah habis. Ia terpukul dan sedih karena anak bungsunya, Putri Aisyah tewas di tangan ayah kandungnya sendiri.
Kejadian itu membuat warga Jalan Usaha Baru, Parit Langgar, Sungai Renggas, Kubu Raya gempar. Karena baru kali ini terjadi pembunuhan sadis kepada bocah yang masih berumur setahun empat bulan.
Banyak tetangga berkumpul di rumah duka. Hamisah yang masih berumur 36 tahun itu bahkan tak kuasa melihat jenazah anaknya sendiri. Ia sempat pingsan beberapa kali. Kondisi psikisnya begitu tergoncang.
Putri meninggal dengan cara mengenaskan, ia dibunuh denganc ara dibanting sangat keras oleh ayahnya Supardi Supratman pada Sabtu (24/11). "Kejadian itu terjadi sekitar pukul 08.00 pagi," tutur Abdul Syukur, Ketua RT setempat sebagaimana diberitakan Rakyat Kalbar (JawaPos Grup).
Syukur mengaku tidak begitu tahu persis bagaimana kronologis peristiwa tersebut. Namun, informasi yang ia dapat, korban tewas akibat dibanting oleh ayahnya sendiri.
Menurut dia, rumah tangga terlihat Hamisah dan Supardi selama ini rukun-rukun saja. Bahkan sepengetahuannya, tidak pernah ada cerita miring di masyarakat terkait rumah tangga mereka.
Saat ini pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap Supardi Supriyatman, pelaku penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa anak kandungnya sendiri itu. Dugaan sementara, pria 36 tahun itu mengalami depresi.
"Sampai sekarang proses penyelidikan terus berjalan, dimana beberapa barang bukti juga sudah kita sita," kata Wakasat Reskrim Polresta Pontianak, Iptu M. Resky Rizal, Minggu (25/11).
Dijelaskannya, Reskrim Polresta Pontianak telah berkoordinasi dengan pihak psikologi Polda Kalbar. Hasilnya menyebutkan, tersangka mengalami depresi. Karena pelaku yang pernah terlibat kasus pembunuhan di Kabupaten Sanggau ini telah melewati suatu fase atau peristiwa yang membuat dirinya syok dan stres.
"Ini bukan gangguan jiwa dalam artian gila. Tim Psikologi juga menyatakan kondisi tersangka normal, hanya saja mengalami depresi," paparnya.
Kendati demikian dirinya menjelaskan, pihaknya akan tetap berkoordinasi dengan tim psikologi. Mengingat untuk menentukan kejiwaan seseorang, diperlukan ahlinya. “Dalam hal ini ahli psikologi," jelasnya.
Intinya kata dia, untuk sementara proses penyelidikan akan terus dilakukan kepolisian. "Tersangka juga sebelumnya pernah berbuat tindak pidana dan divonis," tutup Resky.
Menurut Hamisah, sebelum peristiwa nahas merenggut nyawa anaknya itu terjadi, sang suami sempat mengaji di ruang tamu. Ia sempat memperhatikan bahwa saat mengaji kondisi fisik Supardi kurang baik. Raut wajahnya terlihat pucat. Seperti kelelahan dan tak bertenaga.