JawaPos.com – Diabetes merupakan gangguan kesehatan yang terjadi akibat tidak terkendalinya asupan makan, khususnya akibat terlalu banyak mengonsumsi gula dan karbohidrat tinggi. Tercatat bahwa diabetes merupakan penyakit paling mematikan ketiga di Indonesia.
Ketika seseorang mengidap diabetes, kualitas hidup penderitanya akan menurun. Mulai dari mengalami gangguan pengelihatan, gangguan jantung, sampai gangguan ginjal dapat menggerogoti tubuh penderita diabetes.
Hal ini membuat pengobatan diabetes melibatkan obat-obatan dalam jangka panjang. Namun, konsumsi obat dalam jangka panjang akan menimbulkan efek samping yang tidak sehat.
Berbagai cara sudah ditempuh dalam dunia medis untuk mengatasi diabetes tanpa obat-obatan, termasuk kapsul herbal. Hal ini akhirnya mendorong Guru Besar dan Profesor Fakultas Farmasi dari Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. Sukardiman untuk meramu dan memformulasikan herbal anti diabetes.
Kapsul herbal yang diberi nama Diabetkol ini diklaim merupakan suplemen terapi diabetes minim efek samping yang aman dikonsumsi dalam jangka panjang. Suplemen ini bisa menjadi pengganti obat-obatan diabetes yang dalam jangka panjang yang dapat mengakibatkan efek samping pada kesehatan.
Kapsul herbal ini, dijelaskan oleh Sukardiman, merupakan inovasi farmasi hasil dari formulasi campuran ekstrak standar tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus) dan kulit buah Manggis (Garcinia mangostana). Ekstrak dari keduanya menghasilkan kapsul dengan kandungan antioksidan tinggi yang mengandung Flavonoid dan Xanthone yang dapat menurunkan kadar gula dan kolesterol dalam darah, yang telah dibuktikan pada uji preklinik dengan hewan coba.
“Dalam 10 tahun terakhir, Kelompok Bidang Keahlian Farmakognosi dan Fitokimia, Departemen Ilmu Kefarmasian, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga meneliti berbagai tanaman untuk dikembangkan menjadi produk herbal terapi diabetes. Hasilnya adalah kombinasi terbaik antara ekstrak kulit buah manggis dan daun kumis kucing dengan merek Diabetkol. Produk herbal telah terstandar bahan baku, dan lulus uji preklinis, teregistrasi BPOM dan bersertifikat halal,” ujar Sukardiman dalam keterangannya.
Selain data aktivitas antidiabetes dan antikolestrol, Diabetkol juga telah diuji toksisitas akut dan sub akut pada hewan. Hasilnya, Diabetkol relatif aman terhadap fungsi organ vital seperti hepar dan ginjal.
Sukardiman dan timnya meluncurkan Diabetkol ke marketplace bersamaan dengan peringatan HUT Universitas Airlangga ke-67 pada Hari Pahlawan 10 November 2021 lalu. Sukardiman mengatakan, diciptakannya Diabetkol merupakan bentuk dari kontribusinya bagi almamater dan sebagai anak bangsa Indonesia.
“Kita tidak hanya menghasilkan laporan penelitian, menghasilkan publikasi atau menghasilkan paten. Tetapi yang tidak kalah penting, produk penelitian ini bisa bermanfaat sehingga bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia,” tutupnya.