Pasien HIV Resistan ARV Kian Banyak, Mayoritas Terjangkit TB

7 Oktober 2019, 18:59:35 WIB

JawaPos.com – Laporan tentang pasien penyakit HIV yang resistan dengan obat antiretroviral (ARV) kian marak. Berdasar data dari Unit Perawatan Intermediet dan Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD dr Soetomo, 94 di antara 2.477 orang yang menderita HIV resistan obat ARV lini 1. Hal itu disebabkan ketidakpatuhan mereka mengonsumsi obat tersebut.

Kondisi itu sangat disayangkan. Sebab, obat ARV dapat memperlambat perkembangbiakan dan penyebaran virus di dalam tubuh. Jika terjadi resistansi, penderita HIV akan mudah terjangkit penyakit-penyakit tumpangan. Misalnya, tuberkulosis (TB), kandidiasis, toksoplasmosis, pneumonia, sepsis, dan virus pembawa herpes yang biasa disebut sitomegalovirus (CMV).

Dokter spesialis penyakit dalam RSUD dr Soetomo Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI mengatakan, pasien HIV yang resistan mayoritas mengidap TB. Sebelum terdapat infeksi tumpangan, kata Erwin, pasien HIV tak merasakan gejala apa pun. Baru ketika ada infeksi tumpangan, gejala yang ditimbulkan sesuai dengan penyakit tersebut. Apabila sering alpa minum obat ARV, pasien HIV disarankan mengecek kadar virus atau viral load dalam tubuh secara rutin. Selain itu, obat ARV harus dikonsumsi secara rutin.

Erwin selalu berpesan, ketika pasien sudah terinfeksi penyakit tumpangan, tim medis tidak boleh fokus pada HIV-nya. Tim medis harus berfokus pada penyembuhan infeksi tumpangan. ”Misalnya, kalau terkena infeksi TB, perlu disembuhkan dulu TB-nya,” ucapnya kemarin (6/10).

Sebab, menurut dia, infeksi tersebut yang akan membuat imunitas atau kekebalan tubuh seseorang menurun. Risikonya, pasien bisa meninggal. ”Sehingga banyak pasien HIV yang meninggal karena infeksi tumpangan, bukan HIV-nya,” jelasnya. Setelah infeksi membaik, baru tim medis bisa fokus ke pemberian obat ARV lagi.

Erwin mengungkapkan, tidak bisa ditentukan pasien yang resistan mangkir minum obat ARV berapa kali. ”Efek tidak mengonsumsi obat ARV sehari maupun seminggu tidak berbeda. Tapi, biasanya kalau sudah sekali tidak minum obat, akan ketagihan tidak minum obat lagi,” ucapnya.

Jika sudah resistan obat ARV, pasien harus mengonsumsi yang lini 2. ”Yang ditakutkan kalau pasien akan kembali resistan dengan obat ARV lini 2. Di Indonesia saat ini belum ada obat ARV lini 3,” ujarnya.

Karena itu, keluarga, masyarakat, dan tim medis harus bersatu untuk meningkatkan kepatuhan pasien minum obat ARV. ”Pokoknya, kalau pasien patuh, akan menutup pintu resistan,” ungkapnya. Selain itu, pasien HIV, terutama yang resistan obat ARV, harus menjaga kebersihan dan kehigienisan agar tidak terjadi infeksi tumpangan.

Perlu ditegaskan pada pasien HIV bahwa obat ARV itu dikonsumsi seumur hidup. Meski demikian, akan sangat mungkin ada obat yang lebih baik. ”Saat ini obat ARV sudah bagus, tapi semoga akan ada obat yang lebih efektif,” katanya.

Editor : Dhimas Ginanjar

Reporter : ika/c20/ady

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads