JawaPos.com - Kasus hepatitis misterius di dunia sudah lebih dari 600 anak di lebih dari 34 negara sesuai laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jika tak ditangani, angka kematian pasien begitu akut, cepat, dan berat. Saat harus berujung dengan transplantasi hati, dan kemudian tak ditangani, maka pasien bisa berujung kematian.
Dalam podcast Deddy Corbuzier, Ahli Spesialis Anak dari RS Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI) Prof Hanifah Oswari mengatakan angka kematian di dunia yakni bisa mencapai 7,5 persen dari jumlah kasus. Pasalnya dari setiap kasus yang ditemukan, sebanyak 7,5 persen membutuhkan transplantasi hati. Dan jika tidak, bisa berujung kematian.
“Kira2 7,5 persen sampai transplantasi hati. Jika tidak, bisa meninggal,” katanya baru-baru ini.
Apalagi, kata dia, orang tua jangan sampai terlambat membawa anaknya ke rumah sakit. Jika sudah terjadi gejala lanjutan selain demam, mual, dan diare, maka kondisi pasien bisa lebih berat.
“(Ketika anak sakit) kalau dia meninggal, hitungannya hari sampai minggu bisa meninggal,” tegas Prof Hanifah.
Penanganannya hanya dua. Pertama yakni dengan obat-obatan dan juga dengan transplantasi hati.
"Dan jika sembuh, ini akan sembuh dengan sempurna," katanya.
Masyarakat Harus Waspada
Menurutnya, penyakit hepatitis secara umum hal yang beberapa kali terjadi di Indonesia. Misalnya ia menyebutkan wabah hepatitis A bisa saja muncul di suatu daerah, sekolah atau asrama.
“Namun ini kan bukan hanya di satu wilayah, tapi puluhan negara melaporkan kasus yang sangat tiba-tiba, mendadak, akut, dan berat,” tegasnya.
Vaksin hepatitis yang ada saat kecil, kata dia, tak cocok untuk mencegah hepatitis misterius yang belum diketahui penyebabnya ini. Makanya ia meminta masyarakat untuk waspada.
“Kami menganjurkan masyarakat waspada, tapi tak usah takut berlebihan, tak usah panik. Sebab kalau diperhatikan ini tak seperti Covid-19 yang terjadi dalam waktu cepat. Tetapi memang ada beberapa kasus sampai meninggal,” jelasnya.