JawaPos.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta pemerintah, otoritas daerah serta oramg tua untuk mewaspadai penyakit yang muncul pada anak korban bencana erupsi Gunung Semeru. Penyakit pascabencana disebutkan umumnya diderita anak pada H+3 hingga H+5 setelah bencana terjadi.
Hal itu diungkapkan Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat mengirimkan sejumlah dokter spesialis anak yang tergabung dalam Satgas Bencana IDAI untuk membantu para tenaga kesehatan di wilayah bencana erupsi Gunung Semeru Jawa Timur.
Ketua Umum IDAI, Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan, tim Relawan Satgas Bencana IDAI dan anggota IDAI di wilayah terdekat sudah melakukan penyisiran awal untuk memetakan kondisi kesehatan serta melakukan pelayanan kesehatan bagi korban bencana erupsi Gunung Semeru, khususnya anak-anak.
"Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat, Fasilitas kesehatan setempat, serta IDI Cabang dan Badan penanganan Bencana di wilayah tersebut agar dapat memaksimalkan potensi bantuan dari Relawan Satgas Bencana IDAI," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (6/12).
Dalam penyisiran awal di wilayah Kecamatan Pronojiwo tersebut, Dokter Spesialis Anak dr. Kurniawan Taufiq Kadafi, SpA(K) bersama dengan anggota IDAI Malang dr Daendy Nova SpA juga membagikan 2.500 masker medis melalui Puskesmas setempat dan diberikan langsung ke posko kesehatan seraya melakukan pengecekan kesehatan pada pengungsi di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil penyisiran, dr Kadafi mencatat bahwa wilayah tersebut saat ini membutuhkan bantuan air bersih dikarenakan pemadaman listrik sehingga warga kesulitan mengakses air bersih.
Selain itu, bantuan pembalut wanita dan selimut untuk semua usia juga dibutuhkan. Sementara dari sisi makanan, Khadafi merekomendasikan bagi masyarakat yang hendak memberikan bantuan sebaiknya tidak dominan memberikan mi instan karena membutuhkan air bersih yang mana masih menjadi kendala utama di wilayah tersebut.
Sementara itu, Satgas Bencana IDAI yang juga anggota IDAI Probolinggo dr. Muhammad Reza, M. Biomed, SpA(K) dari mengatakan anak-anak membutuhkan pakaian, selimut, popok anak, susu formula, makanan bayi, wadah peralatan makanan yang bersih dan peralatan mandi bayi. Secara keseluruhan Tim Satgas Bencana IDAI masih belum menemukan kasus ISPA dan diare pada anak-anak pada hari pertama dan kedua ini.
"Umumnya kasus ISAP, diare dan pneumonia pada anak di wilayah bencana biasanya baru akan terlihat di antara hari ketiga atau hari kelima," kata Reza.
Karena itu, para orang tua yang menjadi korban terdampak bencana secara sebaiknya melakukan hal berikut :
1. Patuhi Pemerintah
Orang tua harus tetap memantau dan mematuhi peringatan dari pemerintah selama terjadi bencana. Bila dianjurkan oleh pemerintah untuk segera mengungsi, maka lakukan segera dan lebih awal.
2. Pantau Kualitas Udara
Orang tua sebaiknya memantau kualitas udara di lingkungannya terutama yang berhubungan dengan abu vulkanik.
3. Bermain di Dalam Rumah Saja
Anak sebaiknya bermain dan beraktivitas di dalam ruangan, dan cegah anak beraktifitas di luar ruangan untuk menghindari hirupan udara abu secara berlebihan
4. Lebih Kreatif
Agar anak tidak bosan maka sebaiknya orang tua atau anggota keluarga membuat dan mengajak anak membuat permainan di dalam ruangan.
5. Jaga Kebersihan
Orang tua sebaiknya rutin memberisihkan ruangan untuk mencegah paparan abu di dalam ruangan.
6. Pakai Masker
Jika ada anggota keluarga harus keluar rumah maka wajib mengenakan masker.
7. Gunakan Baju Lengan Panjang
Abu letusan gunung berapi dapat menimbulkan iritasi kulit, maka sebaiknya anak menggunakan pakaian lengan panjang dan celana panjang untuk meminimalisasi kontak dengan abu vulkanik
8. Anak Tetap Pakai Masker
Selain melindungi tubuh anak dari debu dengan baju tertutup, pakaikan masker pada anak yang sudah bisa menggunakan masker, karena selain untuk mencegah debu terhirup juga mencegah penularan Covid-19 selama di pengungsian
9. Gunakan Kacamata
Untuk menghindari iritasi mata akibat abu letusan yang pekat, maka anak bisa menggunakan kacamata.
10. Siapkan Obat-obatan
Sebelum mengungsi, orang tua sebaiknya menyiapkan obat-obatan emergensi, dan perlengkapan emergensi dalam satu tas darurat.
11. Mengungsi di Posko Pemerintah
Hindari mengungsi di daerah hilir letusan, dan sebaiknya mengungsi di posko yang sudah ditetapkan pemerintah
12. Disiplin Prokes
Tetap disiplin menjaga protokol kesehatan selama di pengungsian