Minggu, 2 April 2023

Molnupiravir Jadi Harapan Kandidat Obat Kurangi Kematian Covid-19

- Rabu, 6 Oktober 2021 | 13:56 WIB

JawaPos.com - Kandidat obat Covid-19 Molnupiravir menjadi harapan untuk mengurangi angka rawat inap dan kematian pasien Covid-19. Pil antivirus eksperimental yang dikembangkan oleh Merck & Co (MRK.N) ini diklaim dapat mengurangi separuh kemungkinan kematian atau dirawat di rumah sakit bagi mereka yang paling berisiko tertular Covid-19 yang parah.

Para ahli memuji obat ini sebagai terobosan potensial. Jika mendapat izin, obat Molnupiravir, yang dirancang untuk menipu kode genetik virus, akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19. Merck dan mitra Ridgeback Biotherapeutics mengatakan mereka berencana untuk mencari otorisasi penggunaan darurat AS agar sesegera mungkin bisa diluncurkan ke seluruh dunia.

"Antivirus oral yang dapat mengurangi risiko rawat inap hingga tingkat seperti itu akan mengubah permainan,” kata Sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins Amesh Adalja, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (6/10).

Saat ini, baru Remdesivir antivirus infus Gilead Sciences Inc (GILD.O) dan Deksametason steroid generik yang sudah diberikan pada pasien Covid-19 termasuk obat lainnya. "Ini akan mengubah dunia bagaimana kita mengelola Covid-19," kata Chief Executive Merck Robert Davis kepada Reuters.

Perawatan yang ada selama ini dinilai tidak praktis dan menantang secara logistik untuk diberikan. Pil oral sederhana akan lebih praktis.

Penelitian sementara yaitu pada 775 pasien dengan mengamati rawat inap atau kematian di antara orang-orang yang berisiko terkena penyakit parah. Ditemukan bahwa 7,3 persen dari mereka yang diberi molnupiravir dua kali sehari selama lima hari dirawat di rumah sakit dan tidak ada yang meninggal dalam 29 hari setelah pengobatan. Itu dibandingkan dengan tingkat rawat inap 14,1 persen untuk pasien plasebo. Ada juga delapan kematian pada kelompok plasebo.

"Perawatan antivirus yang dapat dilakukan di rumah untuk mencegah orang dengan Covid-19 masuk RS sangat dibutuhkan," kata CEO Ridgeback, Wendy Holman.

Merck mengatakan pengurutan virus yang dilakukan sejauh ini menunjukkan Molnupiravir efektif terhadap semua varian virus Korona termasuk Delta yang sangat mudah menular, yang telah mendorong lonjakan rawat inap dan kematian di seluruh dunia baru-baru ini.

 

Peringatan

 

Perempuan usia subur dalam penelitian ini tidak boleh hamil dan juga harus menggunakan alat kontrasepsi. Produsen obat A.S. mengatakan mereka mengharapkan untuk menghasilkan 10 juta program pengobatan pada akhir tahun 2021.

Merck juga telah setuju untuk melisensikan obat tersebut kepada beberapa pembuat obat generik yang berbasis di India, yang akan dapat memasok pengobatan tersebut ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Molnupiravir juga sedang dipelajari dalam uji coba Fase III untuk mencegah infeksi pada orang yang terpapar virus Korona. Pejabat Merck mengatakan belum jelas berapa lama peninjauan FDA akan berlangsung.

Editor: Banu Adikara

Tags

Terkini

Menkes: Jatim Kekurangan 4.300 Dokter Spesialis

Jumat, 31 Maret 2023 | 14:11 WIB

Batuk Lebih Dari 2 Pekan, Segera Cek ke Dokter!

Kamis, 30 Maret 2023 | 17:34 WIB

Hari Epilepsi Sedunia, Penting Kenali Gejalanya

Kamis, 30 Maret 2023 | 15:00 WIB

Kenali Ciri Anak yang Terkena Diabetes

Rabu, 29 Maret 2023 | 09:56 WIB
X