JawaPos.com–Sebanyak lima orang meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (27/1).
Kabid Humas Polda Sulawesi Utara Kombespol Jules Abraham Abast mengatakan, selain harta benda yang tersapu banjir dan tanah longsor, bencana pada Jumat (27/1), juga telah menelan lima korban jiwa. ”Kami imbau warga agar berhati-hati dan selalu waspada dengan kondisi cuaca ekstrem,” kata Jules Abraham Abast seperti dilansir dari Antara.
Abast mengatakan, berdasar data yang diperoleh dari Polresta Manado, ada 10 kecamatan yang mengalami musibah tersebut. ”Data yang kami peroleh, kurang lebih ada 38 kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan di Kota Manado yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor, yakni Kecamatan Sario, Singkil, Malalayang, Wanea, Tuminting, Wenang, Bunaken, Mapanget, Wori, dan Tikala,” ujar Jules Abraham Abast.
Dari 10 kecamatan yang terdampak, terdapat ribuan kepala keluarga (KK) yang harus mengalami dampak banjir dan tanah longsor. Kurang lebih ada sekitar 3.866 kepala keluarga yang terdampak banjir dan tanah longsor, dengan total kurang lebih 1.582 warga yang harus dievakuasi ke lokasi yang lebih aman.
Dia mengingatkan kepada warga agar terus waspada dan berhati-hati dengan kondisi cuaca ekstrem yang sudah menelan korban jiwa.
Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara Sarbin Sehe mengatakan, pihaknya langsung mendata para aparatur sipil negara (ASN) yang terkena dampak banjir dan tanah longsor, di Kota Manado. ”Saya langsung kumpulkan seluruh pejabat eselon III dalam rangka mencari informasi terkait keberadaan dan keadaan terkini para ASN Kemenag,” kata Sarbin.
Kepada seluruh ASN, Sarbin mengimbau untuk ekstra waspada dan berhati-hati, menjaga keselamatan diri, keluarga, dan orang-orang di sekitar. ”Untuk kabid dan pembimas, lakukan koordinasi secara maksimal dengan seluruh jajaran, dan segera laporkan kepada saya jika semuanya telah terdata,” jelas Sarbin.