JawaPos.com–Buruh se-Jawa Timur ancam akan melakukan demonstrasi secara berturut-turut mulai hari ini (25/11) hingga Selasa (30/11). Ancaman itu dilakukan bila tuntutan mereka untuk menaikkan upah minimum provinsi (UMP) tidak dikabulkan.
”Kami akan terus melakukan demonstrasi mulai hari ini (25/11), sampai tanggal 30, Selasa besok bila tuntutan tidak dipenuhi,” tutur Osen, bendahara Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (SPLEM) Jawa Timur, ketika melakukan demonstrasi pada Kamis (25/11).
Demonstrasi itu membawa tuntutan berupa kenaikan UMP sebesar 10 persen, bukan 1,24 persen seperti yang diumumkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Minggu (21/11). ”Naiknya cuma Rp 6.500. Nggak seimbang dengan kebutuhan pokok. Kami tuntut kepada wali kota supaya revisi atau ubah usul yang dirancang sebelum ditetapkan,” tegas Osen.
Dia menegaskan di tiap demonstrasi, pihaknya akan membawa ribuan buruh. Mereka akan ditugaskan di beberapa tempat berbeda. Misalnya, di Gedung Negara Grahadi, Kantor Gubernur Jalan Pahlawan, dan Balai Kota Surabaya.
Menurut Osen, tuntutan itu masuk akal untuk dilakukan. Sebab harga bahan pokok terus meningkat. Tak sebanding dengan gaji atau upah yang didapatkan.
”Buruh mengajukan naik 10 persen. Itu pun dihitung kebutuhan harga pokok, gula dulu harganya Rp 12.000 sekarang Rp 15.000. Minyak goreng dari harga Rp 25.000 jadi Rp 30.000. Pemerintah nggak peduli dengan kebutuhan hidup,” beber Osen.
”Harusnya penetapan UMP itu sesuai dengan PP 78 No 17 di mana besar kenaikan harus sesuai dengan inflasi dan kenaikan ekonomi,” ucap Osen.