JawaPos.com–Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil VI Makassar melakukan inspeksi mendadak di pasar tradisional di Kota Makassar. Itu dilakukan terkait kelangkaan minyak curah, sehingga memicu minyak curah harus ditebus Rp 16 ribu – Rp 17 ribu per liter.
”Jangkauan distribusi yang cukup jauh salah satu pemicu. Laporan di Makassar saja dijual hingga Rp 17 ribu per liter, belum lagi yang jauh di daerah, karena itu diharapkan masyarakat turut memantau dan segera berkoordinasi dengan pihak terkait,” kata Ketua KPPU Kanwil VI Makassar Hilman Pujana seperti dilansir dari Antara di Pasar Terong, Makassar, Rabu (25/1).
Dia mengatakan, berkaitan dengan kondisi tersebut, pihaknya bersama Dinas Perdagangan Makassar dan Bulog Sulsel berkoordinasi dan melakukan pemantauan lapangan. Minyak curah itu sudah mulai tersendat pasokannya sejak awal Januari.
”Akibatnya harga minyak curah di pasar tradisional bervariasi mulai Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu per liter. Sedangkan, minyak kemasan juga dijual dengan harga yang bervariasi mulai Rp 23 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram,” ujar Hilman Pujana.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Makassar Arlin Ariesta mengatakan, bersama dengan instansi terkait segera melakukan penelusuran jika terjadi gejolak harga sembilan bahan pokok (sembako). Termasuk melakukan Operasi Pasar (OP) dengan penjualan minyak curah asal Bulog Sulsel seharga Rp 12.500 per liter.
Dia mengatakan, hal yang paling penting adalah peran pemerintah daerah dan provinsi untuk melakukan pengawasan bersama aparat keamanan di lapangan. Selain itu, memberikan jaminan ketersediaan pasokan Sembako dengan harga terjangkau.
”Jadi kehadiran kami di sini untuk memastikan harga bahan pokok tidak terlalu naik dan ingin mengetahui kendalanya di mana, apakah di pihak distributor, pasokan, distribusi atau yang lainnya,” tutur Arlin Ariesta.
Syahrul, salah seorang pedagang di Pasar Terong Makassar mengatakan, sejak awal Januari sudah kesulitan mendapatkan pasokan minyak goreng curah. Kalau pun ada stok, penjual minyak goreng dibatasi pembeliannya dengan alasan pasokan sedikit.
”Karena kami membelinya seharga Rp 15 ribu per liter dari distributor, jadi kami menyesuaikan harga jualnya yakni Rp 16 ribu per liter,” terang Syahrul.