Peneliti Sebut Perubahan Warna Air Laut di Selayar karena Plankton

19 Januari 2023, 09:35:21 WIB

JawaPos.com–Peneliti Oseanografi Universitas Hasanuddin (Unhas) Muhammad Farid Samawi menjelaskan, fenomena perubahan warna air laut menjadi merah, cokelat, atau hijau, biasanya terjadi karena adanya penambahan zat ke dalam lingkungan laut.

”Penambahan zat ini biasanya memicu pertumbuhan dari plankton, khususnya jenis fitoplankton,” ujar Farid seperti dilansir dari Antara, menanggapi fenomena perubahan air laut di sekitar bibir Pantai Benteng Utara, Kecamatan Benteng, Kabupaten Selayar yang berwarna hijau hingga berbau busuk yang menyebabkan banyak ikan mati.

Seperti halnya kasus di Selayar, lanjut dia, itu terjadi karena adanya peningkatan populasi fitoplankton atau pemicu, diistilahkan blooming algal atau blooming fitoplankton. Biasanya berasal dari fenomena alami atau akibat aktivitas manusia.

Fenomena alami itu, menurut dia, biasanya terjadi upwelling. Upwelling adalah pengangkatan massa air dari dasar ke permukaan yang menambah konsentrasi nutrien di permukaan, sehingga memacu bertumbuhnya fitoplankton. Namun, fenomena lain bisa terjadi akibat dari aktivitas manusia. Misalnya, ada pencemaran atau penambahan nutrien akibat dari aktivitas manusia, salah satunya apakah itu dari industri atau pertanian.

”Apabila fitoplankton yang mengalami blooming ini adalah jenis-jenis yang berbahaya, atau yang diistilahkan dengan HABs (Harmful Algal Blooms). Ini yang bisa menimbulkan banyak permasalahan. Peningkatan populasi fitoplankton biasa kita sebut dapat berakibat eutrofikasi, yakni peningkatan nutrien yang sangat berlebih, sehingga ini memacu pertumbuhan fitoplankton,” tutur Farid.

Fitoplankton yang populasinya meledak, kata Farid, kalau mati akan terjadi pembusukan, sehingga oksigen yang ada di dalam air berkurang. Apabila oksigen berkurang, biasa berpengaruh pada organisme yang ada di lingkungan laut, salah satunya adalah ikan.

”Nah, berkurangnya oksigen yang menimbulkan ikan sulit bernapas. Kalau sulit bernapas akan stres, melayang-layang. Tetapi, kalau matinya atau stresnya ikan karena kekurangan oksigen, itu sebetulnya tidak terlalu berbahaya,” ujar Farid.

Hal yang berbahaya kalau ledakan alga itu adalah alga yang beracun atau mengandung racun, yang diistilahkan HABs. Racun itu bisa menyebabkan ikan mati dan apabila itu betul karena racun, sebaiknya tidak dikonsumsi, sebab itu akan berpindah ke manusia.

”Salah satu racun alga yang berbahaya adalah jenis yang bisa membawa racun dari plankton ke ikan, dan bisa ke manusia. Ini yang kita khawatirkan kalau terjadinya eutrofikasi memicu tumbuhnya fitoplankton yang beracun,” papar Farid.

Biasanya, kata dia, ledakan alga juga terjadi karena faktor cuaca. Sebab, peningkatan suhu, peningkatan jumlah nutrien, itu salah satunya dipicu karena perubahan iklim. Meski demikian, untuk membuktikan kasus itu perlu penelitian pengambilan sampel agar diuji di laboratorium.

”Perlu dilihat jenisnya apa saja yang terpicu peningkatan nutrien ini agar bisa memastikan bahwa ikan-ikan yang mau dikonsumsi aman atau tidak. Memang sebaiknya kita beri peringatan ke masyarakat, sebaiknya jangan dikonsumsi dulu,” ujar Farid.

Editor : Latu Ratri Mubyarsah

Reporter : Antara

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads