JawaPos.com–Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa berkekuatan magnitudo 5,2 di selatan Banten akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,40 derajat lintang selatan, 105,90 derajat bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 65 km barat daya Bayah, Banten, pada kedalaman 41 km.
”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia,” ujar Daryono seperti dilansir dari Antara.
Dia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust). Gempa yang terjadi pada Selasa (7/2) pukul 07.35 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Bayah, Banjarsari, dan Tamanjaya, dengan skala intensitas III-IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Gempa juga terasa di daerah Serang, Pandenglang, Panggarangan, Malingping, Ciptagetar, Cikeusik, Labuan, Tangerang, Panimbang, dan Cinangka, dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu). Kemudian di daerah Tangerang Selatan, Bogor, Sukabumi, Tangerang, Cianjur, dan Bandung Barat, dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan truk berlalu).
”Di daerah Jakarta, Depok, Cibubur dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” kata Daryono.
Dia menyampaikan, hingga pukul 08.00 WIB hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Masyarakat diharapkan agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
”Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” terang Daryono.