JawaPos.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengakui bahwa di akhir tahun 2022, kasus campak di Ibu Kota meningkat. Hal itu disampaikan Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama.
“Di Jakarta tahun 2022 campak mulai meningkat pada September, Oktober, November 2022 dan menurun di Desember 2022,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (21/1).
Peningkatan kasus campak itu terjadi menurut Ngabila lantaran adanya missing cases terhadap para penderita campak dan vaksinasi yang tak tergenjot saat pandemi Covid-19.
“Cakupan vaksinasi campak di era pandemi tahun 2020-2022 menurun,” terangnya.
Agar dampak campak tak menimbulkan komplikasi dan kematian pada anak, Dinkes DKI mengimbau agar para orang tua lakukan deteksi dini. Jika anak demam disertai keluar bintik merah pada kulit atau kemerahan pada mata, batuk dan pilek, segera bawa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
“Untuk diobati dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, jika diperlukan pengambilan sampel darah untuk diagnosis,” ucap Ngabila.
“Warga dan kader dapat melaporkan kasus campak kepada Puskesmas kecamatan terdekat di nomor whatsapp tiap puskesmas,” tandasnya.
Sebelumnya, wabah penyakit campak saat ini tengah meluas di tanah air. Dampak pandemi Covid-19 membuat cakupan imunisasi campak menurun dan wabah kian muncul. Sedikitnya sudah 31 provinsi di Indonesia melaporkan kasus campak.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, mengatakan ada 3.341 kasus pada tahun 2022 yang dilaporkan. Kasus terjadi di 223 kabupaten kota dari 31 provinsi.
“Ada update jadi sudah 31 provinsi yang melaporkan,” kata Nadia kepada wartawan, Rabu (18/1).