Penerapan ERP Disebut Hanya Pindahkan Kemacetan, Ini Jawaban Dishub

17 Januari 2023, 07:03:32 WIB

JawaPos.com – Penerapan jalan berbayar elektronik (ERP) dianggap hanya akan memindahkan kemacetan di ruas jalan lain yang tidak terdampak kebijakan tersebut. Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo yakin bahwa secara rasional, pilihan terbaik warga jika ERP diterapkan bukan mencari jalan alternatif, tetapi memilih menggunakan transportasi umum.

Pasalnya, ia mengatakan bahwa dengan menggunakan transportasi umum, warga lebih efisien dalam bermobilitas ke arah yang dituju. Dengan teknologi yang digunakan di transportasi umum saat ini, kalkulasi waktu sudah dapat dijadikan rujukan.

“Kita tidak bisa memprediksi jam berapa kita tiba di suatu titik tujuan, tetapi dengan menggunakan angkutan umum yang ada, saat ini kami bisa menjamin 30 menit atau satu jam kemudian bisa sampai,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (17/1).

Ia mencontohkan pada Bus Transjakarta. Syafrin mengatakan bahwa layanan bus itu sudah dijaga agar tiap koridor disterilisasi agar tepat waktu.

“Demikian pula halnya menggunakan MRT, LRT, dan juga KRL misalnya,” tegasnya.

“Bahkan rencana pada tahun ini akan dioperasionalkan LRT Jabodebek mulai dari Cibubur menuju Dukuh Atas, begitu pula dari kawasan Bekasi Timur ke Dukuh atas,” sambung Syafrin.

Dengan begitu, ia mengklaim bahwa fasilitas angkutan umum di Jakarta sudah siap menampung warga yang terbiasa menggunakan transportasi pribadi untuk beralih untuk mengurai kemacetan.

“Artinya dari sisi kapasitas angkutan umum, baik itu dari kapasitas dan kualitasnya ini tentu terus ditingkatkan oleh pemerintah. Baik itu didalam Jakarta maupun di wilayah Jabodetabek,” tandasnya.

Sebelumnya, Rencana penerapan jalan berbayar elektronik (Electronic Road Pricing/ERP) terus menuai pro kontra. Ada banyak pendapat terhadap sistem pengendalian lalu lintas itu jika diterapkan.

Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta dengan tegas menolak penerapan sistem pengendalian lalu lintas di Ibu Kota. Alasannya, cuma memindahkan kemacetan lalu lintas ke tempat lain.

Ia mencontohkan penerapan ganjil genap di Jakarta. Pada jam tertentu kemacetan lalu lintas terasa di ruas jalan yang tidak terkena ganjil genap. Begitu juga dengan ERP nantinya.

“Ganjil genap saat berlaku, banyak kendaraan yang lewat jalur alternatif,” terangnya.

Editor : Kuswandi

Reporter : Tazkia Royyan Hikmatiar

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads