JawaPos.com – Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sepakat untuk tidak mengikutsertakan pemimpin junta militer Myanmar dalam KTT yang dijadwalkan pada 26-28 Oktober 2021. Para menlu ASEAN membuat keputusan itu dalam pertemuan khusus yang dilaksanakan secara virtual pada Jumat malam (15/10), untuk membahas kegagalan militer Myanmar menjalankan proses perdamaian guna mengakhiri krisis berdarah yang dipicu kudeta terhadap pemerintahan terpilih Myanmar pada 1 Februari 2021.
Lima sumber yang mengetahui tentang pertemuan itu mengatakan pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, tidak akan diundang dalam KTT ASEAN. Sebagai gantinya, ASEAN mengharapkan kehadiran seorang tokoh non-politik Myanmar.
Jika pengaturan seperti itu tidak diterima oleh militer Myanmar, para menlu ASEAN sepakat untuk mengosongkan kursi Myanmar dalam KTT ASEAN, menurut dua sumber lain kepada Reuters. ASEAN belum merilis pernyataan resmi tentang pertemuan para mMenlu, sedangkan juru bicara militer Myanmar juga belum memberi komentar tentang keputusan tersebut.
Keputusan untuk mengecualikan pemimpin junta akan menjadi langkah bersejarah bagi ASEAN, yang memiliki kebijakan untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain dan telah lama tidak menggunakan sanksi atau tindakan keras lain untuk mengisolasi Myanmar.
Tekanan internasional telah memicu ASEAN untuk mengambil sikap yang lebih keras atas kegagalan Myanmar untuk mengambil langkah-langkah yang disepakati untuk mengakhiri kekerasan, memungkinkan penyaluran bantuan kemanusiaan, dan memulai dialog perdamaian dengan semua pihak.