Ahli Australia Ungkap Beda Divaksin Covid-19 Hanya 2 Dosis dan Booster

14 Januari 2022, 08:01:34 WIB

JawaPos.com – Informasi awal menunjukkan gejala varian Omicron lebih ringan dari varian Covid-19 lainnya. Namun, sejumlah ahli dunia meminta populasi segera mendapat vaksin booster. Sebab dunia saat ini terus menghadapi berbagai varian yang muncul.

Ketua Biostatistik dan Epidemiologi University of South Australia, Adrian Esterman, menegaskan kendati seseorang mengalami gejala ringan saat tertular, tetap saja ada bahaya Long Covid berkepanjangan. Gejalanya dapat berupa hal-hal seperti nyeri, sakit kepala, kabut otak, kesulitan bernapas, dan masalah saraf.

“Faktanya, Covid-19 dapat memengaruhi hampir semua organ tubuh,” tegasnya.

Profesor Esterman mengatakan satu-satunya cara untuk mencegah penularan pada diri sendiri dan orang yang dicintai adalah dengan mendapatkan booster. Sejak 4 Januari, warga Australia yang memenuhi syarat yang menerima suntikan vaksin kedua setidaknya empat bulan lalu, telah dapat menerima dosis booster.

Perbedaan hanya 2 dosis dan mendapatkan booster

Jika hanya dua suntikan dapat meminimalkan risiko sakit parah akibat Covid-19. Namun, jika melengkapi keduanya dengan booster dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan tertular Omicron.

Ahli epidemiologi Universitas Melbourne Tony Blakely mengatakan meski para peneliti belum mendapatkan data tepat soal Omicron, tanda-tanda awal menunjukkan booster memberikan perlindungan hingga 70 persen terhadap infeksi varian Omicron. Dengan booster, kata dia, jika terinfeksi seseorang cenderung tidak menularkannya.

“Akan mengurangi jumlah orang yang mungkin terinfeksi pada akhir epidemi,” katanya.

Profesor Esterman menambahkan mendapatkan booster akan membantu mempercepat keluar dari pandemi.
Semakin banyak orang yang divaksin booster, semakin banyak gelombang Omicron yang dapat diperlambat dan puncaknya berkurang. Di Australia, sejauh ini 43,8 persen orang berusia 18 tahun ke atas di seluruh negeri telah menerima suntikan booster.

“Tentunya tak membebani sistem perawatan rumah sakit,” pungkasnya.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads