Vaksin Booster Covid-19 Sinovac dan Sinopharm Makin Laris di Singapura

6 Oktober 2021, 10:27:42 WIB

JawaPos.com – Sejumlah klinik swasta mencatat lonjakan permintaan vaksin Sinovac dan Sinopharm sebagai suntikan booster. Itu karena masyarakat Singapura sebagian besar takut efek samping dari dosis ketiga vaksin metode mRNA.

Vaksin Sinovac dan Sinopharm menggunakan partikel virus yang tidak aktif untuk membuat antibodi di dalam tubuh seseorang. Sejauh ini telah direkomendasikan bahwa mereka yang berusia 50 tahun ke atas bisa mendapatkan suntikan mRNA tambahan dari vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna setidaknya enam bulan setelah vaksin dua dosis. Itu untuk memastikan tingkat perlindungan tinggi dari penyakit parah.

Komite Ahli Vaksinasi Covid-19 Singapura masih mengkaji kemungkinan pencampuran vaksin untuk dosis booster. Seorang dokter umum di Klinik Medis dan Bedah Chua di Bukit Batok, dr. Chua Guan Kiat, mengatakan kepada The Straits Times bahwa sejauh ini ada permintaan yang cukup besar untuk Sinovac dan Sinopharm sebagai penguat vaksin. Para peminatnya sebagian besar berasal dari lansia yang telah divaksinasi lengkap dengan vaksin metode mRNA.

Sejak klinik miliknya mulai menawarkan suntikan Sinovac pada 23 September, dr. Chua mengatakan bahwa 20 hingga 30 dosis vaksin penguat diberikan setiap hari. Permintaan cenderung meningkat dan mereka yang berusia di atas 50 tahun juga telah diundang untuk mendapatkan dosis penguat.

Dia menambahkan bahwa ketakutan akan potensi efek samping dari dosis ketiga vaksin mRNA telah menjadi kekuatan pendorong utama untuk memilih vaksin yang tidak aktif seperti Sinovac sebagai booster. Pekerja konstruksi Gu Jiangang, 42, yang mendapatkan booster Sinovac pada Selasa (5/10), mengatakan bahwa dia mengalami demam dan nyeri setelah dosis kedua vaksin Moderna pada Mei. Dia merasa lebih nyaman menggunakan Sinovac sebagai penguat.

Demikian pula dengan Loh, 57, yang bekerja di bidang konstruksi. Dia memutuskan untuk mengambil booster Sinopharm meski menerima undangan untuk suntikan booster Moderna. Sebelumnya ia telah menerima dua dosis vaksin Pfizer.

Chief operating officer Royal Healthcare di Novena, Michelle Lim, mengatakan kepada Straits Times bahwa kliniknya telah memberikan hampir 1.000 suntikan booster sejauh ini. Lim mengatakan banyak dari mereka yang memilih suntikan Sinopharm karena mengalami efek samping setelah vaksin mRNA dua dosis dan berharap booster akan lebih ringan.

“Salah satu alasan lainnya adalah Food Drug Administration AS tidak merekomendasikan suntikan booster Pfizer untuk mereka yang berusia di bawah 65 tahun, karena ada kekhawatiran tentang risiko melakukannya, dibandingkan dengan manfaatnya,” katanya.

Sementara, Wakil Dekan Kesehatan Global di Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock Universitas Nasional Singapura, Profesor Hsu Li Yang, mengatakan akan lebih baik untuk mengikuti pedoman Kemenkes tentang kelayakan seseorang mendapatkan dosis booster dan jenis vaksin yang akan digunakan. Komite ahli vaksinasi Covid-19 juga akan meneliti dan mempertimbangkan vaksin yang tersedia.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads