JawaPos.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih menyelidiki kasus kematian misterius yang terjadi di Sudan. Hampir 100 ratus orang meninggal di Fangak, Negara Bagian Jonglei di bagian utara Sudan Selatan karena penyakit yang tidak terdiagnosis alias masih menjadi misteri.
Pada 13 November 2021, Kementerian Kesehatan Sudan Selatan menerima laporan sejumlah kematian yang menimpa anak-anak usia 1 hingga 14 tahun serta orang tua. Gejalanya demam tinggi, muntah, kelelahan, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan, dan dada nyeri dengan penyebab yang tidak diketahui.
Dua hari kemudian, tim ahli kesehatan dikerahkan ke daerah itu, dengan temuan awal tingkat positif malaria yang tinggi di antara mereka yang diuji di klinik swasta. Tim respons cepat menindaklanjuti pada 8 Desember 2021, untuk menyelidiki lebih lanjut, tetapi tidak dapat memverifikasi 89 kematian yang dilaporkan oleh otoritas setempat. Tim mengonfirmasi ada peningkatan kasus malaria di daerah tersebut.
WHO mulai menyelidiki wabah pada November, menguji sampel pasien untuk kolera, yang merupakan penyakit menular khas dari pasokan air yang terinfeksi. Akan tetapi, hasilnya negatif menurut ABC News.
“Kabupaten Fangak adalah salah satu lokasi yang paling terkena dampak banjir di Sudan Selatan pada tahun 2021. Faktor itu telah meningkatkan beban penyakit endemik umum seperti malaria, diare akut antara lain,” kata pernyataan resmi otoritas Sudan.
Banjir ekstrem saat itu adalah bencana alam terburuk dalam 60 tahun terakhir, menyebabkan lebih dari 200 ribu orang mengungsi. Drainase pun memburuk.
“Orang-orang tidak memiliki cukup air atau pilihan untuk penyimpanan air,” tambah pernyataan itu.
“Dengan kondisi yang semakin diperburuk oleh masuknya pendatang baru di pengungsian, orang-orang berisiko lebih tinggi terkena wabah dan penyakit yang ditularkan melalui air seperti diare akut, kolera, dan malaria,” tegas pernyataan tersebut.