JawaPos.com – Guna memperlancar konektivitas, pemerintah terus memperpanjang ruas jalan tol di Indonesia. Salah satu ruas yang tengah dikebut penyelesaiannya yakni jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM), Jawa Timur sepanjang 38,29 kilometer (KM).
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), hingga akhir Mei 2019, progres pengerjaan proyek ini telah mencapai 70,24 persen. Kehadiran jalan tol tersebut diharapkan mampu mengatasi kepadatan lalu lintas di wilayah sekitar.
“Terutama memperlancar distribusi yang dapat mengurangi biaya logistik secara ekonomis,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya, Jumat (21/6).
Kepala BPJT Kementerian PUPR, Danang Parikesit mengatakan, pihaknya telah menargetkan seksi 1 sampai 3 atau jalan tol dari Krian sampai Bunder dapat mulai beroperasi pada akhir 2019. Selanjutnya, seksi 4 Bunder-Manyar sepanjang 9,39 KM ditargetkan akan beroperasi pada 2020.
Dari keempat seksi tersebut, seksi 2 yakni ruas Kademean Mengganti-Boboh (13,53 KM) dan seksi 3 atau ruas Boboh-Bunder (6,02 KM) diketahui menjadi paling maju progres konstruksinya. Progresnya masing-masing 81,64 persen dan sebesar 84,89 persen. Atas dasar itu, kedua seksi itu ditargetkan dapat beroperasi pada Agustus 2019.
“Sedangkan untuk, progres kontruksi seksi 1, ruas Krian-Kademean Mengganti (9,45 KM) sebesar 67,06 persen dan ditargetkan beroperasi pada Desember 2019,” kata Danang.
Sebagaimana diketahui, pembangunan jalan tol non-transJawa itu dilaksanakan oleh PT Waskita Bumi Wira sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Konstruksi telah dilakukan sejak semester I 2017.
Pengerjaan konstruksi dimulai usai penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada Desember 2016 lalu dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Proyek ini menelan investasi hingga Rp 12,22 triliun, dengan alokasi untuk biaya konstruksi sebesar Rp 8,4 triliun.
Danang mengatakan, jalan tol KLBM dapat menghubungkan antar kawasan industri utama di wilayah penyangga utama Kota Surabaya, yaitu Sidoarjo dan Gresik. Diyakini, jalan tol ini akan mengurangi kemacetan di jalan tol Surabaya-Gempol.
“Tol ini juga mendukung mobilitas kendaraan logistik pada sekitar kawasan Pelabuhan di Jawa Timur dan mempermudah akses ke daerah wisata di wilayah Jawa Timur,” tukasnya.
Kementerian PUPR menargetkan hingga Desember 2019 realisasi pengoperasian jalan tol di seluruh Indonesia akan mencapai sepanjang 1.852 KM. Dari 2015 hingga Mei 2019, jalan tol baru yang sudah beroperasi tercatat sepanjang 985 KM.