JawaPos.com – Pemerintah terus menggenjot pengembangan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing dalam menarik investasi. Salah satunya dengan membangun jalan tol Trans-Jawa. Hingga saat ini, telah terbangun 965 kilometer dari toatl 1.150 kilometer yang akan mulai dari ujung barat hingga timur pulau Jawa.
Jalur yang masih dalam tahap pengerjaan sebagian besar berada di Jawa Timur, tepatnya Probolinggo-Banyuwangi yang direncanakan selesai pengerjaaannya pada 2022. Jalur ini nantinya diharapkan dapat menghubungkan kawasan-kawasan industri serta memudahkan mobilitas di wilayah tersebut.
Dalam 5 tahun ke depan, Kementerian PUPR berharap jalan tol akan terkoneksi dengan kawasan-kawasan strategis seperti pelabuhan, bandara, kawasan industri, dan pariwisata. Kehadiran Tol Trans Jawa juga diharapkan bisa menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi kawasan dan menciptakan pusat-pusat ekonomi baru di Pulau Jawa. Pengembangan jalan tol Trans-Jawa juga diharapkan mendukung peningkatan pendapatan daerah melalui pariwisata dengan berbagai kemudahan akses.
“Sudah ada beberapa lahan untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru seperti di Ngawi dan Nganjuk,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dalam keterangannya yang diterima JawaPos.com.
Bukan hanya menghubungkan kawasan industri, tol Trans Jawa khususnya di Jawa Timur juga akan memudahkan wisatawan ke berbagai destinasi liburan, seperti ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo-Tengger-Semeru.
Basuki juga memberikan arahan kepada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk meningkatkan kualitas layanan jalan tol. Hal itu dilakukan seiring dengan kebutuhan dan ekspektasi publik yang tinggi terhadap pelayanan tol di wilayah tersebut.
Dirinya juga meminta pelayanan di rest area dapat berfungsi sebagai tempat singgah pengendara yang dapat mendorong ekonomi masyarakat lokal. Salah satunya adalah menyediakan kios bagi usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk mempromosikan produk dan kuliner lokal.
“Rest area harus memenuhi fungsi pokoknya sebagai tempat istirahat dengan dilengkapi fasilitas seperti toilet, mushola dan tempat makan. Selain itu terdapat stasiun pengisian bahan bakar umum. Tingkat pelayanannya akan terus kami evaluasi bersama dengan melibatkan BUJT dan asosiasi pengelola rest area,” ujarnya.
Selain itu, manfaat dari terbangunnya tol Trans Jawa bukan hanya sebagai jalur penghubung transportasi antar kota. Melainkan juga memperlancar pengiriman logistik.
“Misalnya di Sidoarjo tidak perlu mendirikan pabrik di Karawang supaya bisa dekat dengan pabrik utama. Tol Trans Jawa akan memangkas biaya angkutan logistik dan mengurangi waktu tempuh pengiriman barang (delivery time),” terang Basuki.
Tentunya, dengan ketepatan waktu tempuh, para investor dapat membuat perhitungan yang matang. Bahkan, dapat membuka lapangan pekerjaan di sekitar pusat perindustrian di setiap daerah.