Libur Lebaran: Ratusan Jip, Ribuan Pengunjung, dan Rezeki Tukang Ojek

9 Mei 2022, 10:31:35 WIB

JawaPos.com – Penanjakan adalah titik favorit di kawasan wisata Gunung Bromo, tempat menunggu matahari terbit. Tak heran kalau kemudian di titik tersebut kemacetan panjang terjadi kemarin (8/5) pagi.

Seperti dilaporkan Jawa Pos Radar Bromo, kemacetan terjadi mulai pukul 03.00 dan baru terurai sekitar lima jam kemudian. Destinasi wisata andalan Jawa Timur itu memang ramai dikunjungi, terutama di tiga hari terakhir libur Lebaran: 6, 7, dan 8 Mei.

Selama tiga hari tersebut, tiket kunjungan yang dibatasi 75 persen terjual habis.

Jumlah kunjungan wisata setiap hari sejak Jumat (6/5) sampai Minggu (8/5) mencapai 2.202 orang. Itu sesuai dengan 75 persen dari kuota Bromo.

Para pengunjung itu tersebar di lima lokasi. Penanjakan termasuk yang terbanyak, mencapai 666 wisatawan. Hanya kalah oleh Savana Teletubbies dengan 957 orang.

Camat Tosari, Kabupaten Pasuruan, Edy Priyanto mengatakan, kemacetan sejatinya terjadi sebelum ruas jalur Dingklik. Yakni, mulai pertigaan arah ke lautan pasir dan Penanjakan. ”Kalau macetnya sudah dari kemarin-kemarin. Jadi, memang antusiasme masyarakat berwisata ke Bromo tinggi. Apalagi dua tahun ini kan tidak ada liburan (Lebaran),’’ katanya.

Menurut dia, kemacetan baru terurai saat pengunjung mulai meninggalkan lokasi Penanjakan sekitar pukul 08.00–09.00. ”Memang kuasa Allah ya dalam membagikan rezeki. Dalam situasi itu, tukang ojek diuntungkan,’’ terangnya.

Kemacetan terjadi karena penumpukan kendaraan. Di Tosari saja, ada 400 kendaraan jenis jip yang memberikan jasa wisata. Belum lagi, wisatawan dari Probolinggo, Malang, dan Lumajang.

Syarif Hidayat, humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) mengatakan, penumpukan kendaraan itu terjadi karena tahun ini ada sedikit kelonggaran. Selama dua tahun, wisata ditutup saat Lebaran. Sehingga momen tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berwisata.

Tiket yang dijual online selalu ludes. Bahkan, website untuk menjual tiket secara daring sempat down saking banyaknya pesanan. Beruntung, sudah bisa diatasi.

Kepala Resor Lautan Pasir Subur mengatakan, kuota 75 persen itu ditetapkan tidak hanya untuk satu daerah. Namun, untuk semua pintu masuk TNBTS di Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Lumajang.

Kota Malang, destinasi jagoan Jawa Timur lainnya, juga mengalami lonjakan kunjungan wisatawan selama libur Lebaran. Itu bisa dilihat dari okupansi hotel.

Misalnya, Hotel The 1O1 Malang OJ. Pada 2019, kenaikan okupansi sekitar 70 persen, sedangkan 2021 hanya 30 persen. ”Tahun ini kami full 100 persen,” ujar General Manager Ade Sudrajat kepada Jawa Pos Radar Malang kemarin (8/5).

Hotel Atria juga mengalami peningkatan okupansi. ”Lebaran tahun ini sama seperti Lebaran sebelum pandemi. Okupansi full,” ujar Director of Sales and Marketing Hotel Atria Eli Purwati Arifin.

Peningkatan itu membuat Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang Agoes Basoeki terkejut. Dia sempat kehilangan harapan tahun ini karena sampai bulan lalu okupansi hotel masih stagnan di angka 20–30 persen.

”Syukur-syukur Ramadan lalu hotel banyak promo buka bersama. Itu lumayan membantu,” ujar Agoes.

Menurut dia, kenaikan pengunjung pada Lebaran tahun ini juga disebabkan kelonggaran sosial masyarakat. ”Kalau kota lain saat Lebaran ini sepi, tapi Kota Malang ramai.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : sid/hn/mit/c6/ttg

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads