Mantan ”warga binaan” mengklaim kebutuhan makan, olahraga, dan medis terpenuhi selama berada di bilik berjeruji di rumah bupati nonaktif Langkat. Situasinya tak lagi kondusif sejak sang bupati kena OTT KPK.
TEDDY AKBARI, Langkat
—
SEANDAINYA ada yang meratapi jika ”penjara” itu ditutup, Hana salah satunya. Sebab, di dua bilik berjeruji besi di rumah bupati nonaktif Langkat itulah harapan kesembuhan suaminya ditambatkan.
”Harus tetap ada supaya kalau ada masyarakat kami yang menggunakan narkoba bisa direhab di situ. Di situ tidak dipungut biaya apa pun,” ujar perempuan 25 tahun itu kepada Sumut Pos kemarin (25/1).
Dua bilik tersebut memang masih menjadi teka-teki. Migrant Care, berdasar laporan yang diterima dari masyarakat, menduga ada perbudakan di balik penjara di rumah Terbit Rencana Peranginangin itu. Puluhan orang di dalamnya dipekerjakan di kebun sawit sejak pagi sampai sore, lalu malamnya dikunci di balik sel.