Setelah 33 tahun berkiprah di kejaksaan, mantan Kasipenkum Kejati Jatim Mulyono pensiun awal bulan ini. Saat menjadi Kasipenkum Kejati Jatim, Mulyono sangat dekat dengan wartawan. Banyak kesan yang dia dapat selama menjabat jaksa. Pernah diperiksa gara-gara tahanan kabur, menuntut bebas pelaku judi togel, hingga mendampingi pelaku kejahatan yang dihukum mati.
EKO HENDRI SAIFUL, Surabaya
BUKAN hal mudah bagi Mulyono melepas seragamnya. Selain telah lama melekat, baju-baju itu jadi saksi perjuangan selama bekerja di bidang hukum. Seragam jadi kenangan yang kelak bisa ditunjukkan dengan bangga kepada anak-cucu.
”Per 1 Mei, saya sudah resmi pensiun. Tapi, rencananya hanya istirahat sebulan,’’ ungkap Mulyono saat ditemui di rumahnya, Jalan Purwodadi Raya.
Pria berusia 62 tahun itu tampak bersemangat menceritakan pengalamannya. ”Untuk masa depan masih dirahasiakan. Sudah ada tawaran,’’ tambah Mulyono.
Tentu tak ada orang yang akan meragukan kemampuan bapak tiga anak itu dalam mengurusi permasalahan hukum. Banyak perkara yang sudah ditanganinya. Mulai pencurian, penganiayaan, narkoba, pembunuhan, hingga terorisme.
Soal masa depan, Mulyono memiliki dua opsi utama. Pilih mengajar atau menjadi lawyer. ”Beberapa teman meminta saya bergabung. Namun, masih direnungkan,’’ ungkap Mulyono.
Bapak tiga anak itu mengisahkan bagaimana proses menjadi jaksa.Jabatan tidak diraih secara ujuk-ujuk. Banyak perjuangan yang harus dilalui hingga pensiun sebagai jaksa utama muda.
Saat masuk Korps Adhyaksa, Mulyono tidak langsung menyandang status jaksa. Dia pernah menjadi pengawal tahanan. Tugasnya, mengantar dan menjemput tahanan yang akan disidang.
Proses itu dilalui selama beberapa tahun. Banyak kisah yang didapat. Yang paling mendebarkan adalah saat ayah Lutchas Rohman itu diperiksa karena ada tahan kabur.
Pengalaman tersebut didapat saat bertugas di Kabupaten Gresik. Saat itu, Mulyono dan temannya diberi tanggung jawab menjemput 25 tahanan pekerja seks komersial (PSK). Mereka merupakan tangkapan Polres Gresik dan satpol PP.
Lucunya, ada belasan PSK yang berinisiatif menjenguk teman-temannya dan melihat sidang. Mereka menggeruduk kantor pengadilan. ”Saat mau sidang, tahanan yang tersisa hanya 15 orang. Lainnya hilang,’’ kata Mulyono, lantas tertawa.
Kondisi tersebut tentu saja membuat syok. Mulyono dan temannya kebingungan. Ada ancaman pemberian sanksi. Sempat pula dikira menerima suap dari tahanan.
”Wajahe podo dan jumlahe akeh. Aku enggak hafal,’’ kata Mulyono sambil tersenyum.