Hendri Setiawan semasa remaja hobi freestyle jalanan. Nasibnya berubah ketika bertemu komunitas Suroboyo BMX. Banyak kejuaraan yang sudah dia menangi. Kini dia mulai merangkul rider BMX liar. Sayang, skate park di Surabaya belum dibuka.
LUGAS WICAKSONO, Surabaya
HENDRI Setiawan dan kawan-kawan kesulitan untuk berlatih Bicycle Moto-X (BMX) di Surabaya. Sudah hampir dua tahun ini skate park di Ketabang Kali dan Taman Bungkul ditutup karena pandemi. Atlet BMX yang sudah langganan juara internasional itu akhirnya memilih untuk berlatih di luar kota setiap akhir pekan. Ada dua kota di Jawa Timur yang dituju. Pasuruan dan Malang menjadi jujukan pria yang akrab disapa Bondik itu dan komunitasnya, Suroboyo BMX.
”Mau tidak mau, harus nginap di sana dua sampai tiga hari. Kalau di Surabaya bisa rutin tiap hari kecuali Senin dan Kamis,’’ ujar Bondik Senin (5/10).
Selain itu, Bondik yang tinggal di Jalan Semampir rutin berlatih fisik di rumahnya. Joging dan latihan beban menjadi rutinitasnya setiap hari untuk menjaga kebugaran. ’’Yang penting, kaki harus bergerak terus,’’ katanya.
Bondik lebih memilih latihan di luar kota daripada memaksakan freestyle liar di Surabaya. Dia tidak ingin merusak properti di dalam Kota Surabaya. Meskipun dia harus rajin latihan untuk menjaga keahliannya. ”Kuncinya, praktik di arena. Kalau fisik mumpuni, tidak pegang BMX di arena akan kaku,’’ ucapnya.
Terlebih Bondik dan kawan-kawan sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi kejuaraan Indonesia Open Extreme Sport Championship (IOXC) yang rencananya dilaksanakan di Magelang pada akhir tahun ini. Sudah ada lima rider yang disiapkan Bondik untuk menyambut kejuaraan tersebut.
”Kalau latihan di jalanan nanti diobrak. Nanti properti di dalam kota rusak semua. Kami tidak ingin seperti itu,’’ katanya.