Sikap Suyanto berubah 180 derajat ketika menjabat ketua RT 10, RW 5, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan. Bila dulu dicap sebagai biang kerok, Suyanto kini berubah menjadi penggerak warga. Kerja kerasnya membuat Kampoeng Sepoloh menjadi lingkungan yang bersih dan bebas dari aksi kriminalitas.
SEPTIAN NUR HADI, Surabaya
KAMPOENG Sepoloh terdapat di RT 10, RW 5, Jalan Gadukan Utara, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan. Sepuluh tahun lalu kondisi lingkungan Kampoeng Sepoloh sangat mengkhawatirkan. Aksi kriminalitas kerap terjadi. Kemudian, tingkat kesadaran warga terhadap pelestarian lingkungan sangat rendah.
Warga dengan seenaknya membuang sampah sembarangan. Akibatnya, lingkungan menjadi sangat kotor. Penyakit kulit atau demam berdarah kerap menyerang warga setempat. ’’Kampoeng Sepoloh bisa dibilang kampung bermasalah,’’ kata Suyanto di Jalan Gadukan Utara Selasa (28/9).
Pada 2010, Suyanto ditunjuk warganya menjadi ketua RT 10. Bukan karena Suyanto memiliki prestasi atau merupakan warga yang baik. Justru sebaliknya. Ketika itu, Suyanto termasuk warga yang tidak tertib. Bisa dikatakan merupakan tim rusuh kampung.
Ketika ada masalah, Suyanto merupakan orang yang pertama dicari warga. Mereka mengira, Suyanto dan kelompoknya merupakan orang di balik permasalahan tersebut. Misalnya, adanya kelompok pemuda yang mabuk-mabukan minuman keras (miras).
Akibatnya, keributan kerap terjadi. Padahal, tidak semua masalah dilakukan olehnya. Meski sudah dicap buruk oleh warga, Suyanto masih memiliki batasan dalam bersikap.
Aksi kriminalitas tidak pernah dilakukannya. ’’Karena dinilai pentolan geng, warga menunjuknya jadi ketua RT,’’ ucap dia.
Meski berat, Suyanto tidak bisa menolaknya. Jabatan sebagai ketua RT pun diterimanya. Secara tegas, seluruh warga memintanya untuk bisa mengubah Kampoeng Sepoloh menjadi lebih baik.
Ketika itu, Suyanto mengajak teman-temannya untuk menjadi pengurus kampung. Mereka tidak boleh menolak. Semua teman satu kelompoknya harus mendukungnya. Tanpa kompromi. ’’Ibaratnya, hijrah barengan,’’ ujar Suyanto, lantas tertawa.