Denny Malik dan Tantangan Menyiapkan Pertunjukan Kolosal di Seabad NU

6 Februari 2023, 15:37:05 WIB

Tangani Ribuan Banser, dari Yang Baru Lulus SMA sampai Yang Beruban

Selain dibantu 12 pelatih, Denny Malik menerapkan sistem mentor untuk melatih para anggota Banser. Tutup rapat gerakan apa saja yang disiapkan agar bisa menghadirkan kejutan di acara puncak besok.

M. HILMI SETIAWAN, Jakarta

DENNY Malik sudah biasa menangani pertunjukan tari kolosal. Tapi, tetap saja yang dia kerjakan untuk meramaikan puncak perayaan Seabad Nahdlatul Ulama (NU) besok (7/2) menghadirkan tantangan baru.

Selain jumlah orang yang terlibat jauh di atas pembukaan Asian Games 2018 yang juga dia pegang, rentang usia para penari di acara NU sangat berbeda.

Saat Asian Games yang melibatkan 5 ribu penari, semuanya merupakan pelajar.

Sebagian di antaranya merupakan profesional, sebagian lainnya amatir.

Nah, kali ini yang dia latih adalah para anggota Banser dengan rentang usia yang dia perkirakan 20 tahun sampai 60 tahun. Jumlah total mencapai 12 ribu orang.

”Saya perkirakan mulai lulus SMA sampai ada yang beruban,” tutur koreografer, penyanyi, sekaligus aktor itu di Jakarta pekan lalu.

Denny pun dibantu 12 pelatih untuk Seabad NU tersebut. ”Tidak mungkin saya melatih sendiri,” tutur Denny yang memulai karier sebagai penari dan koreografer di Sanggar Swara Mahardika di bawah bimbingan Guruh Soekarnoputra.

Proses latihan untuk pertunjukan kolosal di Stadion Delta, Sidoarjo, tersebut dijalankan secara bertahap. Sebab, 12 ribu orang Banser yang dilatih berasal dari sembilan kabupaten di Jawa Timur.

Pada tahap awal, Denny melatih 500 orang Banser sebagai mentor. Denny mengatakan, pemilihan mentor dilakukan dengan sistem audisi. Sejumlah personel Banser dilihat langsung kemampuan koreografinya.

”Selain dari Gresik, ada dari Pasuruan dan Probolinggo,” katanya.

Para mentor itu kemudian diminta melatih anggota di kabupaten masing-masing. Setelah itu, ada tahapan latihan dengan menghadirkan 4 ribu orang Banser ke Sidoarjo. Lalu, tahapan akhir melatih seluruh anggota Banser yang terlibat.

Denny seniman serbabisa. Setelah matang di tari, karier menyanyinya juga melejit saat merilis single Jalan-Jalan Sore pada akhir 1980-an. Dia juga sempat menjajal film dan sinetron.

Sebagai koreografer, pria kelahiran Jakarta 60 tahun silam itu selama ini lebih banyak menangani koreografi untuk usia yang spesifik. Entah pelajar maupun ibu-ibu atau bapak-bapak.

Tapi, tidak demikian halnya dengan acara di NU ini. ”Wow membuat saya pusing. Tetapi, saya mendapatkan inspirasi,” tuturnya.

Saat paparan persiapan di kantor PBNU pekan lalu itu, Denny benar-benar menutup rapat gerakan-gerakan yang akan ditampilkan nanti. Itu agar bisa memberikan kejutan di hari H.

Denny menuturkan, dalam segmen pertunjukan kolosal nanti, tema yang diusung Persatuan dan Kesatuan Adalah Kekuatan. Aktor film Tari Kejang dan Benci Disko itu mengatakan, sejatinya yang akan ditampilkan bukan tarian. Melainkan sebuah gerakan kolosal. Hanya, karena penampilan tersebut bagian dari pertunjukan, tetap harus ada unsur entertainment-nya. Kemudian juga tetap harus ada napas Islam-nya.

Gerakan yang dibawakan dalam pertunjukan kolosal itu sejatinya adalah yel-yel yang khas dibawakan Banser. Tetapi, ada gerakan-gerakan baru yang dibuat secara khusus. Kemudian ditambah paduan musik yang diciptakan secara khusus pula.

Dia menambahkan, persiapan tampil sudah 100 persen. Tinggal satu kali latihan bersama-sama yang diikuti 12 ribu Banser. Latihan pemungkas tersebut rencananya digelar di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, hari ini (6/2) mulai pukul 10 pagi sampai sore.

Denny tidak hanya menangani pertunjukan terkait dengan Banser. Ada segmen yang melibatkan koreografi ibu-ibu. Kemudian juga ada yang dari kalangan remaja NU. Untuk koreografi, selain personel Banser itu, kebanyakan dilakukan dari tribun stadion.

Semuanya tentu menghadirkan tantangan sendiri-sendiri. Tapi, Denny menghadapinya dengan antusias. ”Saya berterima kasih kepada NU karena sudah diberi kesempatan di momen spesial ini. Selama ini, saya fans NU karena kiprah dan kehadiran NU membuat saya merasa nyaman, khususnya sebagai seniman,” ujarnya.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : */c19/ttg

Saksikan video menarik berikut ini:

Alur Cerita Berita

Lihat Semua

Close Ads