Cantik, punya ”ekor”, pandai menyelam, dan jago berpose di dalam air. Meski ciri-cirinya sama, Nikita Fima Atriyu bukanlah Ariel, karakter fiksi di jagat putri-putrian Walt Disney. Tanpa ”ekor”-nya, perempuan kelahiran Bali itu adalah pendiri Jakarta Mermaid School.
—
NIKITA Fima The Mermaid lahir di Jakarta Aquarium pada 2016. Saat itu sebuah agensi menawarinya untuk menjadi talent di Jakarta Aquarium. Agensi itu tertarik setelah melihat foto-foto yang diunggah Nikita di media sosial miliknya tentang aktivitas selam bebasnya. ”Aku pikir hanya event yang sekali datang saja. Ternyata kontinu karena itu kan permanent aquarium,” katanya saat berbincang dengan Jawa Pos pada Kamis (1/9).
Kini Nikita sudah enam tahun menjadi ikon akuarium tersebut. Belum ada yang bisa menggantikan kelihaiannya sebagai mermaid di ibu kota. Itu karena Nikita punya skill yang tidak biasa. ”Waktu disuruh tahan napas, aku bisa. Disuruh dance (di dalam air, Red) juga bisa,” jelasnya.
Semula Nikita ditawari untuk menyelam di akuarium dengan alat bantu napas. Namun, dia menolak. Sebab, menahan napas dalam waktu lama di air adalah salah satu keahliannya.
Sukses menjadi mermaid tidak membuat Nikita berpuas diri. Dia tetap terus meningkatkan skill selamnya. Setahun menjadi mermaid, dia lalu mengikuti kompetisi free dive. Dia memenangi tiga kategori sekaligus. Yakni juara I female free diver Indonesia, juara I new comer, dan juara II overall. ”Ini aku juara karena pesertanya sedikit, atau karena memang aku bagus,” katanya.
Kemenangan-kemenangan itu memicu Nikita untuk terus menempa diri menjadi atlet. Dia lantas mengikuti free diving deep competition di Sabang pada 2018. Dalam kompetisi tersebut, dia memecahkan rekor nasional. ”Sebagai rekor perempuan terdalam dan juara III,” imbuhnya.
Nikita yang sempat ragu dengan kemampuan selamnya pun akhirnya sadar bahwa dirinya punya talenta yang tidak bisa disia-siakan. Ibu seorang putri itu melanjutkan prestasinya. Pada 2019 dia menjadi juara dalam kompetisi selam di Yunani. Nikita bahkan menjadi satu-satunya pemenang dari Asia. ”Baru tuh aku makin pede,” ujarnya.
Rutin berlatih membuat Nikita tidak pernah kehilangan rasa percaya dirinya. Namun, dia merasa harus menularkan bakatnya itu kepada orang lain. Apalagi, selam bebas juga banyak peminatnya. Karena itulah, dia lalu membentuk Freediving Society.
”Tahun 2017 sebetulnya sudah buka Jakarta Mermaid School. Tapi, mungkin karena saat itu belum memecahkan rekor, belum menekuni jadi atlet, jadi muridnya belum banyak. Setelah memecahkan rekor, juara berbagai kompetisi, jadi banyak yang noticed,” ungkap penyelam yang pernah empat tahun menjadi vokalis home band program televisi Bukan Empat Mata itu.
Di sekolah yang dia dirikan tersebut, Nikita dibantu beberapa instruktur. Mereka melatih para siswa gaya berenang putri duyung dengan menggunakan fin. Selain itu, mereka mengajarkan cara berpose di dalam air. ”Untuk mermaid anak itu biasanya yang dicari fotonya, karena kan lucu. Mama-mama peserta biasanya juga minta untuk anaknya difotokan waktu jadi mermaid,” jelasnya.
Jika benar-benar ingin menjadi mermaid seperti Nikita, apa saja latihan dasar yang harus dikuasai? Free diving. Nikita selalu menyarankan para calon mermaid maupun merman untuk menguasai teknik selam bebas lebih dulu. Itu adalah syarat minimal.
”Meskipun saling berkaitan, menjadi mermaid itu tekniknya lebih susah. Jadi ya harus tahu basic free diving dulu. Menjadi mermaid harus punya skill berenang dengan satu fin, harus estetis, nggak pakai alat bantu pernapasan, hidung harus terekspos air, pakaian lebih berat juga,” terangnya.
Nikita memang tak cepat puas. Meski skill-nya sudah diakui sampai mancanegara, dia masih tetap menyimpan ambisi. ”Tahun depan ingin memecahkan rekor sesuai usia kemerdekaan Indonesia yang ke-78. Rekor (free diving, Red) 78 meter dalam satu tarikan napas,” harap bachelor of art dari Università per Stranieri di Siena, Italia, itu.