Bukan cuma proses syuting. Pengembangan cerita pun dilakukan secara virtual. Riri dan produsernya, Mira Lesmana, banyak belajar dari referensi film independen Eropa yang punya strategi penceritaan cerdas dan bisa dikerjakan kru dalam jumlah kecil.
Untuk memperlancar proses syuting, Riri lebih dulu membuat koreografi adegan dalam imajinasinya. ’’Setiba di lokasi (syuting), baru latihan intensif dengan semua pemain dan kru,’’ katanya.
Proses syuting pun disiapkan sebaik-baiknya dengan menyesuaikan situasi pandemi. Demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan selama syuting, Riri menggandeng ahli epidemiologi sebagai konsultan protokol kesehatan.
Baca Juga: Disewakan 10 Tahun, Penyewa Menghilang, Kini Lahan Dikuasai Orang Lain
Penayangan Paranoia di BIFAN ke-25 untuk film-film nonkonvensional juga tidak terlepas dari dukungan KBRI Seoul. Film itu tak hanya ditayangkan secara daring, tapi juga luring di jaringan bioskop yang ada di Korsel. Namun, belum diumumkan kapan film tersebut bisa ditonton di Indonesia.