JawaPos.com – Harga emas dunia hari ini kembali naik karena data inflasi Amerika Serikat (AS) dan dan imbal hasil US Treasury. Hal itu membuat para pemburu cuan beralih ke investasi berisiko rendah seperti emas. Mengutip laman Reuters, harga emas di pasar spot melonjak 1,8 persen menjadi USD 1.791,41 per ounce pada pukul 01.13 WIB. Sedangkan, emas berjangka Amerika Serikat ditutup 2 persen lebih tinggi menjadi USD 1.794,70 per ounce.
Analis keuangan Ariston Tjendra mengungkapkan, penguatan emas didorong oleh sentimen pengumuman data inflasi AS bulan September kembali semalam yang menunjukan kenaikan inflasi di atas prediksi pasar.
“Kenaikan inflasi ini bisa jadi mendorong pasar masuk ke aset emas sebagai hedging sehingga harga emas terdorong naik,” ujarnya kepada JawaPos.com, Kamis (14/10).
Tapi di sisi lain, data inflasi ini juga mengonfirmasi kemungkinan tapering di bulan November atau Desember mendatang, sejalan dengan isi notulen rapat Bank Sentral AS yang dirilis dinihari tadi.
“Pasar juga menunjukkan keyakinan lebih bahwa tingkat suku bunga AS akan dinaikan pada September 2022, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada Desember 2022. Ini bisa menahan penguatan harga emas,” ungkapnya.
Malam ini, kata Ariston, data ekonomi AS kembali akan menjadi penggerak harga emas. Data inflasi dari sisi produsen untuk bulan September dan data klaim tunjangan pengangguran mingguan. Bila data inflasi kembali menunjukan kenaikan melebihi prediksi dan data klaim menunjukkan penurunan, ini bisa kembali memberikan penegasan soal pemberlakuan tapering.