JawaPos.com - Karbohidrat tak selamanya jelek, asal dikonsumsi dalam jumlah tak berlebihan. Ternyata ada kabar gembira bahwa pasta bisa dijadikan bahan utama untuk diet.
Dilansir dari People, Minggu (15/4), makan pasta dikaitkan dengan penurunan berat badan dalam sebuah penelitian terbaru. Penelitian di Rumah Sakit St. Michael dan Universitas Toronto, memeriksa 30 orang yang makan pasta sebagai bagian dari diet indeks glikemik (gula darah) mereka. Rata-rata, pemakan pasta mengonsumsi sekitar setengah cangkir mie tiga kali seminggu, tidak makan yang lain.
Ternyata hasilnya berat badan mereka tidak bertambah. Bahkan mereka benar-benar berhasil menurunkan 1 pon setelah 12 minggu. Studi ini menemukan hasil bahwa pasta tidak berkontribusi terhadap kenaikan berat badan atau peningkatan lemak tubuh.
Penulis utama John Sievenpiper, MD, PhD, seorang ilmuwan klinik di Rumah Sakit St. Michael, menjelaskan makan pasta justru bisa menurunkan berat badan meski sedikit. Makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi menyebabkan lonjakan cepat dalam gula darah, salah satunya ada pada nasi.
Makanan indeks glikemik rendah justru mengubah gula darah secara bertahap agar tubuh merasa kenyang lebih lama. Misalnya umbi-umbian, kacang, buncis, dan ubi jalar adalah sejumlah makanan indeks glikemik rendah alami. Para peneliti menjelaskan bahwa pasta lebih rendah indeks glikemiknya dibanding roti putih.
Banyak mengonsumsi makanan berlemak menyebabkan indeks glikemik tinggi. Salah satu makanan yang tak diduga, semangka. Buah ini kaya antioksidan yang sehat seperti lycopene, namun lebih tinggi pada indeks glikemiknya daripada kue bolu.
Pertimbangkan alternatif pasta tepung putih seperti mie gandum utuh atau quinoa untuk meningkatkan volume serat. Kemudian harus diingat, cara memasaknya juga jangan terlalu matang. Sebab pasta yang terlalu matang memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dibanding pasta yang tidak terlalu matang.