Senin, 29 Mei 2023

Makan Pasta Bisa Bikin Kurus Lho, Ini Penjelasan Ahli

- Minggu, 15 April 2018 | 19:00 WIB
Makan pasta dikaitkan dengan penurunan berat badan dalam sebuah penelitian terbaru.
Makan pasta dikaitkan dengan penurunan berat badan dalam sebuah penelitian terbaru.

JawaPos.com - Karbohidrat tak selamanya jelek, asal dikonsumsi dalam jumlah tak berlebihan. Ternyata ada kabar gembira bahwa pasta bisa dijadikan bahan utama untuk diet.


Dilansir dari People, Minggu (15/4), makan pasta dikaitkan dengan penurunan berat badan dalam sebuah penelitian terbaru. Penelitian di Rumah Sakit St. Michael dan Universitas Toronto, memeriksa 30 orang yang makan pasta sebagai bagian dari diet indeks glikemik (gula darah) mereka. Rata-rata, pemakan pasta mengonsumsi sekitar setengah cangkir mie tiga kali seminggu, tidak makan yang lain.


Ternyata hasilnya berat badan mereka tidak bertambah. Bahkan mereka benar-benar berhasil menurunkan 1 pon setelah 12 minggu. Studi ini menemukan hasil bahwa pasta tidak berkontribusi terhadap kenaikan berat badan atau peningkatan lemak tubuh.


Penulis utama John Sievenpiper, MD, PhD, seorang ilmuwan klinik di Rumah Sakit St. Michael, menjelaskan makan pasta justru bisa menurunkan berat badan meski sedikit. Makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi menyebabkan lonjakan cepat dalam gula darah, salah satunya ada pada nasi.


Makanan indeks glikemik rendah justru mengubah gula darah secara bertahap agar tubuh merasa kenyang lebih lama. Misalnya umbi-umbian, kacang, buncis, dan ubi jalar adalah sejumlah makanan indeks glikemik rendah alami. Para peneliti menjelaskan bahwa pasta lebih rendah indeks glikemiknya dibanding roti putih.


Banyak mengonsumsi makanan berlemak menyebabkan indeks glikemik tinggi. Salah satu makanan yang tak diduga, semangka. Buah ini kaya antioksidan yang sehat seperti lycopene, namun lebih tinggi pada indeks glikemiknya daripada kue bolu.


Pertimbangkan alternatif pasta tepung putih seperti mie gandum utuh atau quinoa untuk meningkatkan volume serat. Kemudian harus diingat, cara memasaknya juga jangan terlalu matang. Sebab pasta yang terlalu matang memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dibanding pasta yang tidak terlalu matang.

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tags

Terkini

Diet Salah Malah Bikin Masalah

Rabu, 11 Maret 2020 | 23:33 WIB

Lebih Energik, 3 Jenis Yoga Ini Cocok bagi Anak muda

Sabtu, 17 November 2018 | 10:04 WIB

Suka Pedas? Banyak Makan Cabai Bisa Bikin Kurus

Selasa, 3 Juli 2018 | 13:45 WIB

Benarkah Diet Keto Aman untuk Hipertensi?

Minggu, 1 Juli 2018 | 13:29 WIB

Ayo Cek Berat Badan! 3 Tanda Ini Jadi Alarm Wajib Diet

Minggu, 31 Desember 2017 | 15:29 WIB
X