Senin, 29 Mei 2023

Keliling Dunia dalam 132 Halaman

- Minggu, 15 Januari 2023 | 06:30 WIB
COVER BUKU
COVER BUKU

Dari Edinburgh, Istanbul, sampai Praha. Anton Kurnia menyajikan aneka informasi berharga dan mengasyikkan dalam buku kumpulan tulisan perjalanan ini.

DARI sebuah buku yang tidak tebal sekalipun tentu kita bisa menemukan segudang informasi berharga. Buku yang ditulis Anton Kurnia ini membenarkannya.

Cukup dengan 132 halaman, ”Paus Penerjemah Indonesia” ini menyajikan aneka informasi yang sangat bermanfaat bagi pembacanya, terlebih bagi penggemar perjalanan. Buku yang terdiri atas 23 tulisan travelog ini dimulai dengan pembuka berjudul ”Di Puncak Calton Hill”.

Tulisan ini menyuguhkan banyak informasi yang ditulis berdasar pengalaman penulisnya yang begitu menjiwai layaknya pengembara sejati. Ditambah keunggulannya dalam penguasaan berbagai bahasa menjadi bonus yang tak boleh dilupakan.

Calton Hill merupakan sebuah bukit yang terletak di Edinburgh, kota terbesar kedua setelah Glasgow, ibu kota Skotlandia. Robert Louis Stevenson (1850–1894), penulis novel klasik Treasure Island (1882) yang lahir dan besar di Edinburgh, pernah menyatakan dalam Edinburgh Picturesque Notes yang ditulis lebih dari seabad silam bahwa titik pandang terbaik di Edinburgh adalah puncak Calton Hill (halaman 10).

Di Edinburgh lahir tokoh-tokoh tersohor. Mulai Adam Smith, Charles Darwin, Peter Higgs, Walter Scott, hingga J.K. Rowling yang menulis draf awal Harry Potter di sebuah warung kopi di Edinburgh. Sekitar dua ratus tahun yang lalu, filsuf ternama David Hume (1711–1766) kerap pula berjalan-jalan ke puncak Calton Hill.

Kini di lereng bukit itu terdapat satu jalur jalan menanjak yang disebut Hume Walk. David Hume sendiri kini terbaring di kompleks pemakaman kuno Old Calton Burial Ground yang terletak di tepi jalan raya tak jauh dari bukit (halaman 13).

Dari judul pertama, kita coba beralih ke judul terakhir. ”Hari Cinta dan Lotus Merah”. Isi tulisan sangat menarik. Bercerita perihal asal usul mengapa pada hari ke-7 bulan ke-7 setiap tahun diperingati sebagai Hari Cinta, yang dikenali sebagai Festival Qixi di China, Festival Tanabata di Jepang, dan Festival Chilseok di Korea.

Alkisah seorang penggembala sapi, Niulang, jatuh cinta dengan seorang gadis penenun awan bernama Zhinu yang sedang turun mandi dari kahyangan. Mereka menikah dan mempunyai dua anak.

Ibu suri yang tak lain ibu kandung Zhinu tak setuju putrinya menikah dengan makhluk bumi. Ia memisahkan keduanya dengan berbagai cara. Pertama, ibu suri membuat sungai perak yang memisahkan bumi dan kahyangan.

Rupanya para burung gagak di kahyangan berduka dengan berpisahnya pasangan ini, maka kawula gagak membangun jembatan Que Qiao yang menghubungkan bumi dan kahyangan. Maka, setiap tahun pasangan ini bisa bertemu setahun sekali di jembatan ini. Pertemuan terjadi di hari ke-7 bulan ke-7 dalam kalender Imlek.

Kemudian, lewat tulisan ”Rumah Kertas”, Anton menceritakan pengalamannya bertemu mahasiswa berambut pirang yang berwajah muram di sebuah terminal bus di ruang tunggu keberangkatan dari Krakow menuju Berlin.

Gadis bernama Wiktoria itu memberikan judul sebuah film serial kepadanya. ”Sesampai di Jakarta saya penuhi janji kepada Wiktoria. Saya menonton La Casa de Papel. Ternyata film ini sangat menarik. Cocok dengan selera saya. Ke mana saja saya selama dua tahun ini sampai tak tahu ada film seasyik ini,” tulis Anton di halaman 83.

Istanbul sebagai surga peradaban diceritakan dalam tulisan ”Melankolia Istanbul dan Sebuah Kedai Buku di Cihangir”. Orhan Pamuk memperkenalkan kota ini lewat memoarnya, Istanbul: Kenangan Sebuah Kota (2008).

Walau ada pemahaman subjektif dari Gamze, seorang pemilik toko buku di Cihangir. ”Yasar Kemal ialah pengarang terbesar Turki sepanjang masa,” ujarnya. ”Lebih hebat dari Orhan Pamuk?” tanya Anton. Gamze mendelik. ”Tentu saja. Dibanding Yasar. Orhan hanyalah anak kecil. Yasar itu legenda!” Anton nyengir dalam hati (halaman 89).

Kisah cinta Kemal dan Fusun yang terjadi di abad modern diuraikan dalam ”Menyaksikan Museum Kepolosan”. Kemal dan Fusun saling cinta. Sayang cinta mereka tak sampai ke pelaminan.

Padahal, keduanya sudah terbebas dari masa lalu dan pasangan masing-masing. Ini yang menjadi pertanyaan besar dalam kisah cinta yang diabadikan Orhan Pamuk bukan saja sebagai novel, tapi juga sebuah bangunan Museum of Innocence.

Sebagai penutup, sudah seharusnya kita mengutip paparan Anton tentang Praha –sebagai judul besar buku ini– yang tak akan pernah lepas dari Kafka. Praha adalah Kafka, dan Kafka adalah Praha. ”Selain melancong, tujuan saya mengunjungi Praha memang mencari jejak Kafka (1883–1924), penulis hebat yang saya kagumi karyanya. Saya ingin berziarah mengunjungi tempat-tempat penting yang berkaitan dengan Kafka, sekaligus mengalami atmosfer magis Praha yang merupakan kota kelahiran sang sastrawan (halaman 44).”

Pada akhirnya, dapat kita simpulkan bahwa perjalanan bersejarah Anton Kurnia yang disajikan kepada pembaca dalam buku ini merupakan suatu kemegahan, baik secara kultural dan lebih jauh spiritual. Selamat berkelana lewat buku ini! (*)

---

  • Judul: Banyak Jalan Menuju Praha

  • Penulis: Anton Kurnia

  • Penerbit: Shira Media, Jogjakarta

  • Cetakan: Pertama, 2022

  • Tebal: vii + 132 halaman

  • ISBN: 978-602-7760-554


 

---

*) NEVATUHELLA, Alumnus Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara. Buku cerita terbarunya Gandhi (2022).

 

Editor: Ilham Safutra

Tags

Terkini

Perseteruan Wacana Dangdut Koplo

Minggu, 28 Mei 2023 | 06:00 WIB

Motif Kenangan Murakami

Minggu, 21 Mei 2023 | 12:02 WIB

Undangan Kembali ke Nalar

Minggu, 14 Mei 2023 | 06:00 WIB

Dendam sebagai Penggerak Cerita

Minggu, 7 Mei 2023 | 09:00 WIB

Javanologi: Mengangkat dan Mengabaikan Jawa

Sabtu, 29 April 2023 | 14:05 WIB

Melawan Ruang Tunggu Kematian dengan Daya Hidup

Sabtu, 8 April 2023 | 15:00 WIB

Manusia, Robot, dan Robot Korslet

Sabtu, 25 Maret 2023 | 16:25 WIB

Ajakan Herta Muller Memasak Cerita

Sabtu, 18 Maret 2023 | 19:30 WIB

Merengkuh dan Direngkuh ”Djaman Kemadjoean”

Minggu, 5 Maret 2023 | 07:00 WIB

Prosa yang Berima ala Sony Karsono

Sabtu, 25 Februari 2023 | 18:19 WIB

Keganjilan sebagai Lokus Cerita

Minggu, 19 Februari 2023 | 08:02 WIB

Yang Fana Adalah Kasbulah, Matematika Abadi

Minggu, 12 Februari 2023 | 08:47 WIB

Pelarian Bocah Kota ke Africa van Java

Minggu, 5 Februari 2023 | 07:48 WIB

Nyanyi Sunyi sang Putra Ranggalawe

Minggu, 29 Januari 2023 | 07:04 WIB

Raffles dan Residu Kekerasan Budaya

Minggu, 22 Januari 2023 | 07:38 WIB

Keliling Dunia dalam 132 Halaman

Minggu, 15 Januari 2023 | 06:30 WIB

Satire Kehidupan Para Perempuan Ideal

Minggu, 8 Januari 2023 | 07:30 WIB
X