Kamis, 8 Juni 2023

Waru, Novel Horor Berlatar Fenomena Sosial Politik Masyarakat

- Minggu, 25 Desember 2022 | 09:00 WIB
Novel Waru. Istimewa
Novel Waru. Istimewa

JawaPos.comWaru sebuah novel bergenre horor karya Aji Fauzi, seorang praktisi perfilman di tanah air yang sudah lama berkecimpung dalam dunia cerita-cerita mistis.

Menurut Aji Fauzi, novel Waru ditulis berdasar pengalaman, pengamatan, dan kejadian keseharian masyarakat. Khususnya hiruk pikuk perpolitikan dalam kehidupan sosial masyarakat saat ini.

”Dituturkan dalam bahasa dan kalimat Indonesia populer yang sederhana dan ringan, membuat renyah dibaca siapapun,” ujar Aji Fauzi.

Cerita di Novel itu sangat mudah dipahami. Namun, dengan penyajian alur cerita dan plot yang tak diduga, menjadikan pembaca larut dalam keseruan dan ketegangan tiada henti.

Seperti di awal cerita, karir Adrian sebagai pengusaha yang menjajal dunia politik awalnya berjalan lancar. Namun ternyata hal itu berbanding terbalik dengan keadaan rumahnya.

Dari sini cerita seru, menegangkan, mengerikan dan seram dimulai. Istrinya dikurung di ruang bawah tanah karena gangguan jiwa. Sementara putranya tengah koma setelah terlibat tragedi misterius yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.

Seakan belum cukup mengerikan, keluarganya pun mulai diteror sesosok hantu seram perempuan. Tragedi tersebut membawa Adrian pada kilas balik masa lalu.

Jauh sebelum mencapai kesuksesan, hidupnya pernah sangat menderita. Ketika nyaris menyerah, sebuah pertolongan muncul.

Menghubungkannya pada sebuah pohon Waru keramat yang ternyata tidak memberi semua kesuksesan kepada Adrian secara cuma-cuma.

Apakah kehancuran keluarganya adalah harga yang setimpal atas apa yang telah Adrian raih selama ini? Atau masih ada rahasia lain yang belum tersibak dari masa lalunya tersebut? Penasaran lanjutan dan bagaimana ending cerita dari novel Waru yang juga bakal difilmkan itu?

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tags

Terkini

Jamu Oplosan Gaya Para Penyair

Minggu, 4 Juni 2023 | 08:08 WIB

Perseteruan Wacana Dangdut Koplo

Minggu, 28 Mei 2023 | 06:00 WIB

Motif Kenangan Murakami

Minggu, 21 Mei 2023 | 12:02 WIB

Undangan Kembali ke Nalar

Minggu, 14 Mei 2023 | 06:00 WIB

Dendam sebagai Penggerak Cerita

Minggu, 7 Mei 2023 | 09:00 WIB

Javanologi: Mengangkat dan Mengabaikan Jawa

Sabtu, 29 April 2023 | 14:05 WIB

Melawan Ruang Tunggu Kematian dengan Daya Hidup

Sabtu, 8 April 2023 | 15:00 WIB

Manusia, Robot, dan Robot Korslet

Sabtu, 25 Maret 2023 | 16:25 WIB

Ajakan Herta Muller Memasak Cerita

Sabtu, 18 Maret 2023 | 19:30 WIB

Merengkuh dan Direngkuh ”Djaman Kemadjoean”

Minggu, 5 Maret 2023 | 07:00 WIB

Prosa yang Berima ala Sony Karsono

Sabtu, 25 Februari 2023 | 18:19 WIB

Keganjilan sebagai Lokus Cerita

Minggu, 19 Februari 2023 | 08:02 WIB

Yang Fana Adalah Kasbulah, Matematika Abadi

Minggu, 12 Februari 2023 | 08:47 WIB

Pelarian Bocah Kota ke Africa van Java

Minggu, 5 Februari 2023 | 07:48 WIB

Nyanyi Sunyi sang Putra Ranggalawe

Minggu, 29 Januari 2023 | 07:04 WIB

Raffles dan Residu Kekerasan Budaya

Minggu, 22 Januari 2023 | 07:38 WIB

Keliling Dunia dalam 132 Halaman

Minggu, 15 Januari 2023 | 06:30 WIB
X