Rabu, 31 Mei 2023

Gubernur Jatim Pikirkan Opsi Hunian Sementara bagi Pengungsi Semeru

- Rabu, 8 Desember 2021 | 16:04 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di posko tanggap darurat Semeru. Humas Pemprov Jatim
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di posko tanggap darurat Semeru. Humas Pemprov Jatim

JawaPos.com–Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mulai menyiapkan opsi hunian sementara bagi pengungsi erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. Opsi itu harus dipikirkan pada masa tanggap bencana 14 hari ini.

”Pada kondisi seperti ini harus ada opsi hunian sementara atau huntara untuk memberi tempat bernaung dan berlindung lebih aman. Karena tinggal di pengungsian tidak boleh terlalu lama,” tutur Khofifah, Rabu (8/12).

Hingga saat ini, terdapat 4.250 pengungsi yang tercatat. Salah satu faktor yang harus dipikirkan semua pihak, menurut Khofifah, adalah kondisi di mana pengungsi harus tidur bersama banyak orang yang tidak saling kenal. Pengungsi butuh adaptasi khusus.

”Ada yang  mengambil posisi tidur di luar gedung tempat pengungsian. Bila berhari-hari dengan cuaca dingin bahkan hujan seperti saat ini, yang tidak terbiasa dihawatirkan kondisi badannya bisa drop,” ungkap Khofifah.

Saat ini, pemprov masih melakukan pemetaan terkait berbagai permasalahan yang dirasakan pengungsi sebagai upaya meningkatkan kualitas layanan untuk pengungsi. Terutama bagi pengungsi kategori ibu hamil, difable, anak-anak, dan lansia.

”Tolong dibantu pemetaan bagaimana di area pengungsian ini memungkinkan anak-anak lebih nyaman. Untuk lokasi anak-anak bisa dibantu komunikasikan dengan pengelola pengungsian pun termasuk untuk lansia, ibu hamil, dan difable. Karena makanan anak-anak harus disiapkan tersendiri apalagi yang masih bayi atau balita, karena di dapur umum seringkali makanan hanaya untuk orang dewasa,” papar Khofifah.

Khofifah juga meminta para relawan membantu pendataan pengungsi yang belum divaksinasi Covid-19. Hal itu karena masih ada pengungsi yang belum divaksinasi Covid-19. Nanti, data tersebut diteruskan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jatim yang akan berkoordinasi baik dengan Dinkes Lumajang maupun Biddokkes Polda Jatim ataupun Kodam V Brawijaya.

”Mohon dibantu pendataan pengungsi agar berkenan untuk divaksin. Supaya mereka terlindungi karena di pengungsian mereka bertemu dengan masyarakat lain dalam intensitas tinggi.  Saat ini situasi pandemi Covid-19 belum aman,” kata Khofifah.

Sementara itu, Mbah Dharmo, salah satu relawan dari Forum Pengurangan Risiko Bencana memberikan rekomendasi terkait keterpaduan data dan logistik yang perlu dikelola lebih efektif. Menurut dia, harus ada satu mekanisme terkait dengan pendataan di masing-masing tempat. Lalu, memilah bantuan-bantuan yang sejauh ini sudah diterima agar sesuai kebutuhan. Sehingga berbagai bantuan distribusi dan penggunaannya makin efektif.

”Pendataan dan pendistribusian logistik harus makin terpadu  untuk kebutuhan pengungsi. Diharapkan selanjutnya akan lebih efektif khususnya  soal pendataan dan distribusi logistik,” ucap Dharmo.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tags

Terkini

X