JawaPos.com–Sebanyak 4.250 pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Semeru akan direlokasi ke berbagai sekolah di Kabupaten Lumajang. Relokasi itu untuk memberikan pelayanan kepada para pengungsi secara optimal.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, pihaknya sedang berupaya melakukan penanganan jangka pendek, menengah, maupun panjang di tempat pengungsian. Alasan itulah yang membuat pengungsi direlokasi ke berbagai bangunan sekolah, baik SD, SMP, dan SMA di Lumajang.
”Saat ini tempat pengungsian di fasilitas umum. Seperti balai desa dan kecamatan. Mereka akan direlokasi ke sejumlah sekolah,” tutur Thoriqul dalam konferensi pers bersama Basarnas, Rabu (8/12).
Thoriq menyatakan tengah melakukan inventaris bangunana SD, SMP, dan SMA yang bisa digunakan untuk tempat penampungan pengungsi.
Sementara itu, tim SAR menargetkan upaya pencarian korban hilang akibat erupsi Gunung Semeru selama satu minggu.
”Sudah hari keempat. Kami ditarget melakukan pencarian selama seminggu. Saat ini, masih ada 22 orang yang dinyatakan hilang,” tutur Kolonel Irwan Subekti, komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru.
Dia mengatakan, saat ini upaya pencarian difokuskan di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh. Selain itu, pencarian juga dilakukan di wilayah Desa Curah Kobokan.
”Posko akan memprioritaskan operasi pencarian dan penanganan warga yang mengungsi. Soal penambang pasir yang hilang, kami akan memastikan identitas korban yang saat ini masih diidentifikasi,” tutur Irwan.
Saat ini, Irwan menyebut, terdapat 4.250 jiwa yang mengungsi. Mereka tersebar di beberapa titik di Kabupaten Lumajang.