Kepada Lelaki yang Menimang Anaknya

19 Juni 2022, 13:46:47 WIB

Kepada Lelaki yang Menimang Anaknya

Jika kau melihat

biru cakrawala di ujung samudra

lalu memimpikan anakmu mendayung

jauh ke sana,

niscaya pelan-pelan doamu

Baca juga:
Menara Emas

menjadi perahu

beserta campang dan ridipnya.

 

Jika kau menemui

capung mengusik tenang wajah danau

kemudian kau membayangkan wajah Tuhan di sana,

mungkin saja kelak kerinduanmu

menjadi jalan lapang

menggapai harapan.

Jika kau menyaksikan

daun gugur disapa angin

lalu melamunkan umur

yang tinggal sebatang lidi

atau selapis keju

barangkali cemasmu

segera berubah mawas diri.

 

Dan jika kau tak cemas lagi

saatnya kau mencemaskan diri.

 

Februari 2022

Pada Jam Berapa

 

Pada jam berapa kau bangun dalam mimpimu dan menemukan dirimu terbaring di atas tumpukan impian: jaring laba-laba yang liat dan lengket; mudah memikat siapa saja dengan setetes embun yang mengerjap-ngerjap oleh cahaya matahari; mengayun-ayun perasaan dan kewarasan hingga keduanya tak lagi tersisa.

 

Pada jam berapa kau menyadari telah meninggalkan satu impian demi mengejar impian lainnya: menjebakmu di antara kemilau yang pelan-pelan memburamkan mata; seperti lampu kilat yang seolah menerangi padahal membutakan dengan pasti; serupa mimpi yang tumbuh di matamu sebelum kota-kota bersiap membuka untuk orang-orang baru, lalu menelantarkanmu.

 

Pada jam berapa kamu terakhir ingat jalan pulang sebelum tersesat dalam dekapan impian demi impian yang ternyata tidak semulia yang kau impikan. Aku masih ingat pada jam berapa kamu pamit pergi mengejar impian dan berjanji akan segera pulang. Hingga hari ini kau tak bisa menentukan jam balik kanan. Kau yang aku impi-impikan, hilang dicuri impian-impian.

 

Juli 2021

Bacalah ketika Kau Merasa Sendirian

 

Seberapa erat kau peluk diri sendiri

tidak akan menyembuhkan luka.

 

Tentu kau masih ingat yang dikatakan

sepatu kiri kepada sepatu kanan

saat mereka berpapasan

 

: boleh saja sulit berdekapan,

yang penting menyadari bahwa

kita tak pernah sendirian.

 

Mungkin kau juga ingat pesan

batang-batang rel kereta jalur ganda.

Mereka membentang

kaku dan beku dalam dingin malam.

Tapi mereka yakin

kelak datang roda-roda besi kereta

yang memberi entah sedikit

atau berlimpah kehangatan.

 

Kau juga yang mengatakan,

dari sepatu juga rel kereta,

boleh saja kau terpuruk.

 

Tetapi yang menyenangkan

selalu ada teman yang mengingatkan

tentang harapan.

 

Februari 2022

HILMI FAIQ

Jurnalis dan penulis buku kumpulan cerpen Pesan dari Tanah (2021). Pada Mei 2021, buku kumpulan cerpennya, Pemburu Anak, diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia. Buku terbarunya mengenai cara menulis, Mengabadikan Tabungan Kenangan, oleh Penerbit Buku Kompas (April 2022). Pemenang tiga Hadiah Sastra Ayu Utami untuk Pemula ’’Rasa”. Selain menulis cerpen, dia sering menulis sajak dan aktif di Kelas Puisi Bekasi dan Kepul.

Editor : Ilham Safutra

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads