Sajak Asam Pedas

16 Januari 2022, 12:02:54 WIB

ASAM PEDAS

Kepala tongkol ini dibalut kental

Kuah merah bertabur temuru, daun jeruk

Dan serai yang ditetak pangkalnya

Di lidah, getar jintan dan ketumbar

Bercampur rasa asam dari asam sunti

Hangat jahe dan pedas cabai

Aku teringat wajahmu, Inong

Juga kampung halamanmu yang rinai

Oleh gelak anak-anak bermain layang-layang

Yang pandai mengumpulkan biji-biji pala

Aku teringat kisah-kisahmu, dulu

Tentang gelak serdadu dan wajah-wajah

Cemas orang-orang kampung yang gampang

Curiga dan dingin tatapan matanya

Kepala tongkol ini, Inong

Seperti kepala yang dibalut lumpur

Dipendam dalam tanah (sebuah

Kisah paling dingin yang pernah kau tuliskan)

Kini semua itu jadi kenangan

Bagai bah dan wabah yang lewat menyapu

Daratan dalam sekejap

Di ujung lidah ini, aku merasakan masakan

Paling getar, paling getir seperti saat aku

Dibalut sepi mengenangkanmu

Cimahi, 2022

LUMPIA SEMARANG

Yang bergulung bagai guling ini

Lumpia Semarang. Di dalamnya

Bersemayam udang dan suwir-suwir

Daging ayam

Di pucuk lidah aku tak bisa berdalih

Ada hangat bawang, loncang, dan lada

Di antara rebung yang diiris tipis-tipis

Serupa batang-batang lidi

Mari di mari menyusuri kota tua

Melewati kelenteng Sam Po Kong

Jajar peti kemas, dan sliwer-sliwer tronton

Di antara rob yang menggenangi jalanan

Sejenak kita tersenyum melihat seorang

Gubernur lihai memainkan Twitter dan

Instagram di layar ponsel di genggaman

Oi, acar ini, daun kucai

Menemani lembaran kulit lumpia

Yang digulung menggulung segala isi yang

Merekah saat digigit, dan seperti tiba-tiba

Menguarkan aroma paling rahasia

Di mulut yang tak pernah punya lelah ini

Semarang, 2021

ILUSTRASI – BUDIONO/JAWA POS

DUA WARISAN

Setelah Singasari runtuh di tangan Jayakatwang

Tumapel lumpuh. Tapi Raden Wijaya kejatuhan

Deus ex machina dengan nabok nyilih tangan

Lewat pasukan Mongol pimpinan Ike Mese

Begitulah Majapahit didirikan

Di antara Singasari-Majapahit, ada warisan

Yang dituliskan, diuri-uri sampai kini

Di sinilah aku menemukannya

Menyeruput serbat di kedai kecil jauh dari Singasari

Wedang jahe yang di pangkal lidah terasa kencur

Kemiri, dan adas pulowaras. Aku menemukan

Kehangatan masa lalu, tidak lewat serat, tidak

Lewat babad, tidak lewat asmara dan peperangan

Di kedai lain, lidah ini bertemu sup daging bebek

Dan potongan-potongan batang pisang

Mengapung dan tenggelam dalam kuah

Lidah ini telah menangkap aroma lengkuas

Kencur, dan kunyit. Ruas-ruas empon-empon

Dan rempah-pawah: Jurkut Harsyan

Setelah Majapahit runtuh dan bata-bata candi

Disisakan, sejarah ditulis tidak dengan perut lapar

Ada sesuatu yang tersimpan di sebalik makanan

Yang diwariskan

Jombang, 2021

HASTA INDRIYANA, Lahir di Gunung Kidul, 31 Januari 1977. Tinggal di Cimahi. Menulis buku fiksi dan nonfiksi. Buku puisinya adalah Piknik yang Menyenangkan (2014) dan Rahasia Dapur Bahagia (2015).

Editor : Ilham Safutra

Saksikan video menarik berikut ini:

Close Ads