Dalam Genggaman
bahkan di tangan Isa
burung mati kembali
bersiul; kaudengar
tausiahnya?
setiap yang mati
tak selalu mati
di tanganmu
ia hidup
dalam hati
dalam genggaman
burung itu kembali
mengepak di luar sana
–luasnya bumi–
menggaris nama-nama
menulis tak terbaca
di tangan Almasih
bahkan burung tak bernyawa
hidup oleh genggaman kasih
dalam genggaman-Nya
ditumbuhkan lagi sayap
bercahaya-cahaya
kilatnya
akan jadi getar
:
mengetuk pintu
2019–2020
—
Tak Ada Kabar Pagi Ini
tak ada kabar pagi ini
selain cerita kematian
kemarin dan kemarin lagi
:
enam burung lepas terbang
menuju langit, dan kelak
akan kembali menjadi ababil
di paruhnya batu-batu api
menghunjami bumi
:
seorang guru berjalan dari
sepi ke sunyi. menuju tempat
tersunyi. sebagai tanah liat
pulang pada cahaya taman
:
dan aku belum pula beranjak
dari kursi depan jendela rumah
daun-daun di halaman basah
seusai junub fajar tadi
”ini Desember musim hujan,
kekasih…”
tapi, orang-orang telah siap
mengguyur tubuhku seluruh
sungai-sungai dingin menungguku
untuk mengalirkan ke kualamu
KA, 11 Desember 2020
—
Ibu
ibu,
aku meminjam sayapmu pada malam itu
saat kau tahajud di kamar warna remang
aku harap dengan malam dan fajarmu
setiap langkah kuayun akan selalu menujumu;
surga yang terlihat sejak di telapakmu
kelak akan membawaku ke rumah Adam
ibu,
jika aku tak lagi menemuimu untuk rebah
mencium pangkuanmu, sudah kuhafal
surat-surat yang kaubacakan setiap aku
hendak tidur –kau dongengkan tentang
kebaikan maupun muruah yang mesti
dijaga habis-habisan, sebab, katamu ibu,
di bumi tak kuasa menjaga apalagi di surga
kini ibu,
izinkan aku mendahuluimu ke surga
aku sudah meminjam sayapmu
sudah kubaca surat-suratmu
aku, anak lanangmu
yang pergi di pagi buta itu
dan tak sempat mengembalikan
sayapmu, lupa meletakkan
kembali suratmu
anak lanangmu
yang mati di jalan lengang
kala malam yang beruban
2020
ISBEDY STIAWAN Z.S.
Lahir di Tanjungkarang, Lampung, dan sampai kini masih menetap di kota kelahirannya. Ia menulis puisi, cerpen, dan esai, juga karya jurnalistik. Buku puisinya Kini Aku Sudah Jadi Batu! masuk 5 besar Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbud (2020) dan Tausiyah Ibu masuk 25 nomine Sayembara Buku Puisi 2020 Yayasan Hari Puisi Indonesia.
Saksikan video menarik berikut ini: