JawaPos.com – Kehadiran para pelaku seni melalui kanal-kanal daring seiring musim Korona tak selalu berkutat pada presentasi karya. Tidak sedikit yang tak sekadar unjuk karya. Whani Darmawan adalah salah satunya. Melalui kanal Whani Darmawan Bercerita di Youtube, seniman teater yang juga penulis dan pesilat itu mengajak apresiatornya berkelana dari satu cerita ke cerita lain.
’’Seperti judul yang digunakan, melalui kanal itu saya ingin membagikan cerita tentang apa saja dan kepada siapa saja,’’ kata Whani. Sebagai Youtuber pemula, menu video tayangan Whani cukup beragam. Mulai dari cerita di balik sejumlah buku tulisannya hingga keseharian dirinya di sekitar Nitiprayan, Yogyakarta. Ada pula tayangan yang berisi wawancara Whani dengan sejumlah orang-orang berpengetahuan tak biasa seperti ahli samurai asli Indonesia hingga pelaku silat berdasar kesadaran pikiran dan jiwa.
’’Tema cerita memang bisa apa saja. Tidak mesti yang ndakik-ndakik (bertele-tele, Red),’’ kata Whani. Unggahan Whani dapat diakses oleh siapa saja tanpa ada embel-embel donasi demi solidaritas dan semacamnya. Pada setiap unggahannya, Whani tampak sengaja hadir apa adanya. Tidak ada upaya mencanggih-canggihkan presentasi ceritanya baik pada tataran isi maupun wujud audio visualnya.
Walau tidak dipoles dengan penyuntingan audio visual yang sempurna, Whani Darmawan Bercerita justru menawarkan kisah-kisah sederhana sarat inspirasi. Edisi mengolah lahan rumah atas nama ketahanan pangan adalah salah satunya. Pada cerita ini Whani berkisah tentang bagaimana dia mesti berhadapan dengan tantangan lahan seluas sekitar 800 meter persegi di sekitar kediamannya. Lahan luas itu kerap tergenang air sawah di sekitarnya. Tanaman sayur mayur hingga pisang kerap rusak. Whani lantas mencoba membuat kolam lele.
Edisi Belajar Ketahanan Pangan ini sama sekali tidak berisi tutorial bagaimana beternak lele atau menanam pisang. Whani benar-benar hanya bercerita tentang kebun dan usaha belajarnya memanfaatkan lahan tersebut. Bukan untuk mencari keuntungan atau mengisi waktu belaka, namun tentang bagaimana dapat berikhtiar mencukupi kebutuhan dapur dengan bermodal lahan rumah. ’’Saya bukan petani, bukan peternak. Hasil dari kolam dan kebun memang untuk kebutuhan sendiri walau sering juga bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan,’’ katanya.
Ada pula cerita tentang minuman buah-buahan. Pada edisi ini Whani berkisah tentang bagaimana minuman berbahan buah-buahan dapat menjadi sirup sedap rasa. Unggahan berjudul Ekonomi Kreatif Berbasis Rumahan ini Whani bercerita tentang bagaimana minuman buah juga punya kemungkinan menjadi olahan selain sirup bila difermentasi. Tidak ada tutorial bagaimana membuat minuman sirup atau fermentasi. Whani justru bercerita bagaimana minuman buah-buahan terfermentasi sesungguhnya dekat dengan beragam kultur di Indonesia.
Dua cerita tersebut sesungguhnya menuturkan kisah sederhana dari dunia sehari-hari Whani. Dunia yang sama sekali tak melulu tersiram cahaya lampu panggung pertunjukan teater ataupun sorot kamera film. Pilihan untuk menyajikan tayangan secara apa adanya memang terasa mengganggu. Namun, pilihan cerita ringan dan penyajian yang tak menggurui di dalamnya justru menjadikan Whani Darmawan Bercerita menarik untuk disimak. (tir)